Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman Saat Konferesni Perrs Terkait Demo UU Omnibus Law (Cuplik.com/ M.Riko Indrianto)
Cuplikcom - Jakarta - Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman beserta jajaran Kodam Jaya mengamankan perusuh Demo UU Omnibus Law Cipta Kerja dan menemukan pengakuan mereka datang dari luar kota karena dijanjikan akan diberi uang usai demo.
"Ada beberapa yang kita tangkap. Mereka ini nggak paham tujuannya untuk apa, bahkan mereka ada yang dari Subang berangkat," kata Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman dalam konferensi pers, Jumat (9/10/2020).
Dudung menanyakan kepada pendemo, siapa yang menggerakkan rombongan dari Subang tersebut. Si pendemo mengaku memang ada yang memintanya datang dengan janji uang.
"Dia nggak bawa uang sama sekali, ada yang cuma (bawa) Rp 10.000. Saya bayangkan kalau nanti setelah demo dia pulang pakai apa. Hasil dari HP yang kita lihat itu, dia dijanjikan setelah demo nanti dapat uang," ujar Dudung.
"Bahkan penggeraknya itu justru nggak datang ke Jakarta. Dia berhenti di Pamanukan. Kan kasihan seperti itu, masyarakat-masyarakat yang tidak paham diberikan informasi-informasi yang salah," imbuhnya.
Jajaran Kodam Jaya turut membantu mengamankan para pendemo yang membuat rusuh. Pangdam Jaya juga ragu para perusuh itu benar-benar datang dari kelompok mahasiswa.
"Dan saya lihat yang melakukan pelemparan-pelemparan kepada polisi itu saya lihat, saya nggak yakin itu mahasiswa. Kalau mahasiswa itu pakai jaket almamater itu," jelas Dudung.
"Makanya pada saat ada yang melempar-lempar, saya dari Kodam dengan Marinir langsung kejar mereka itu. Karena mereka itu terlalu berani lah. Kalau menurut saya, aparat negara jangan sampai dibegitukan lah, dilempari batu besar-besar. Polisi masih sabar. Akhirnya kita lakukan tindakan bersama, baik TNI maupun kepolisian," sambungnya.
Dudung mengatakan para perusuh yang diamankan TNI kemudian diserahkan ke Polda Metro Jaya.
"Mereka yang diamankan langsung dibawa ke Polda, dan saya lihat langsung dilakukan rapid test," kata Dudung.
Seperti diketahui, demo tolak omnibus law di Jakarta berujung ricuh di sejumlah titik, Kamis (8/10). Massa bentrok dengan polisi hingga terjadi saling lempar batu dan gas air mata.
Akibatnya, sejumlah fasilitas publik dirusak massa. Bahkan, massa aksi demo membakar halte, pos polisi hingga stasiun MRT. Bahkan gedung bioskop Grand Theater Senen, Jakarta Pusat, dibakar oleh massa yang rusuh.