Kesepakatan ini tertuang dalam draf komunike G20 yang akan dibacakan Perdana Menteri Gordon Brown dalam working lunch G20 di London.
"Angkanya dalam draft commuique, merencanakan ekspansi fiskal US$5 triliun, hampir RP60.000 triliun. Angka USD5 triliun diharapkan tidak berubah lagi karena menurut saya angka itu cukup realistis untuk jangkauan mobilisasi tingkat dunia dan efeknya akan betul-betul bisa mengatasi permasalahan yang kita hadapi," ujar SBY saat memberikan keterangan pers di dalam pesawat kepresidenan, Kamis (2/4/2009).
Lebih lanjut presiden mengatakan dengan sasaran hingga akhir 2010, dana bisa menciptakan 19 juta lapangan pekerjaan. Selain itu global output yang menurun bisa meningkatan sebanyak 4 persen dari pertumbuhan dunia.
Untuk menindaklanjuti dan menyusun skemanya, kata presiden, menteri-menteri keuangan akan berembuk untuk mengatur dari mana saja dana ini.
"Menurut hitung-hitungan saya itu make sense dan realistik. Saya yakin negara-negara maju masih memiliki kemampuan. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab moral bagi negara-negara yang punya reserve untuk mendanai ekspansi fiskal global. Itulah harapan saya," tutur SBY.
Indonesia sendiri, SBY menjamin tidak akan melakukan ekspansi fiskal yang berlebihan sehingga bisa mengganggu dari sustainability fiskal Indoensia, baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang.
"Saya pastikan kita tidak akan keluar terlalu jauh sehingga mengancam fiskal sustainability kita," tukasnya.