Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira (Cuplik.com/ M.Riko Indrianto)
Cuplikcom-Jakarta-Politisi PDIP Andreas Hugo Pareira setuju soal perlunya evaluasi terhadap jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju, pasalnya Presiden Jokowi sudah berkali-kali menyampaikan kekecewaannya kepada para menteri.
"Memang menjadi kurang tepat juga kalau Presiden harus berulang kali marah-marah kepada menteri kabinetnya dan dipublikasikan. Atau, yang terakhir Presiden malah mengritik para pembantunya di depan umum, karena komunikasi publik yang buruk soal UU Ciptaker," kata Andreas Hugo saat dikonfirmasi, Jumat (23/10/2020).
Kepala Negara memang dalam beberapa kesempatan menegur jajaran menterinya, karena dianggap kurang maksimal dalam menangani pandemi virus Corona (COVID-19).
Jokowi juga mewanti-wanti para menteri untuk melakukan komunikasi publik yang baik karena menilai komunikasi publik yang buruk menjadi sebab banyaknya penolakan pada UU Cipta Kerja.
"Sikap presiden seperti ini bisa jadi karena gerah dengan 'sasaran tembak' publik akhir-akhir ini selalu langsung ke Presiden. Presidenlah yang akhirnya harus menjawab, Presiden juga yang harus menjelaskan, Presiden pula lah yang melakukan pendekatan ke berbagai pihak," sebut Andreas.
Anggota Komisi XI DPR itu menilai ada menteri yang tidak bekerja dengan maksimal. Andreas menyebut ada menteri yang hanya sekadar duduk manis, juga ada yang memang kurang paham terhadap apa yang seharusnya dikerjakan.
"Sementara yang seharusnya 'pasang badan' menghadapi publik ada yang duduk manis, ada yang sibuk dengan agendanya sendiri, ada juga yang mungkin kagok kurang paham masalah, jadi akhirnya tidak banyak berbuat, sekadar bussiness as usual," tegasnya.
Padahal, kata Andreas, Presiden Jokowi punya standar kepada para menterinya untuk bisa paham dan bekerja extraordinary. Hal tersebut kerap disampaikan oleh Jokowi.
"Sementara Presiden punya standar para menterinya untuk paham situasi extraordinary dan bekerja extraordinary di bidang tugasnya masing-masing. Nampaknya situasi seperti ini yang mungkin sedang terjadi," ucap Andreas.
Sebelumnya, Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman) Imanuel Ebenezer yang juga aktifis 98 mendorong kepada Presiden Joko Widodo agar mereshufle Menteri Kabinet Indonesia Maju yang dianggap tidak mampu bekerja dengan baik
"Harus ada penyegaran agar pemerintahan ini berjalan sebagaimana mestinya. Menteri-menteri itu gagal mengeksekusi kebijakan prorakyat dan Nawacita Jokowi," ujar Noel dalam keterangan tertulis, Kamis (22/10/2020)
Dirinya optimististis reshufle kabinet akan memperkuat kepercayaaan rakyat kepada Jokowi. Ia menambahkan, Jokowi memerlukan menteri menteri pekerja keras yang siap berkurang tidurnya.
"Sekarang ini ada menteri yang sudah tak bersemangat kerja, kebingungan mau melakukan apa atau bahkan ketakutan kena Covid-19. Jadi harus diganti segera. Presiden Jokowi membutuhkan menteri yang Presiden man bukan businessman," pungkasnya.
Tak hanya Relawan Jokowi Mania (Joman) Sekjen Projo, Handoko juga menyebut para menteri Jokowi tidak maksimal menangani dampak pandemi virus Corona (COVID-19).
"Projo melihat kinerja Kabinet tidak maksimal, kurang greget," ujar Handoko dalam keterangan tertulis kepada cuplik.com, Kamis (22/10/2020).
Handoko juga kembali membicarakan soal kekecewaan Jokowi kepada jajaran menterinya beberapa waktu lalu karena dianggap kurang maksimal bekerja menangani pandemi COVID. Ia menyebut, belum ada menteri yang melakukan kerja extraordinary seperti yang diharapkan Jokowi.
"Presiden belum merevisi penilaiannya bahwa kinerja sejumlah menteri pada masa pandemi ini tidak extraordinary," kata Handoko.