Namun begitu anggota Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menegaskan idealnya persoalan seputar persiapan dan pelaksanaan pemilu sudah tidak perlu ada lagi sehingga legitimasi hasil pemilu nanti akan kuat dan diterima semua pihak.
Pernyataan itu disampaikan Hashim, Jumat (3/4), saat menggelar pertemuan dengan perwakilan sejumlah pemuka agama. Beberapa yang hadir seperti Dawam Rahardjo, tokoh Kristen Ortodoks Karel S Waas, pemuka agama Tao Kusumo, dan Ketua Umum Majelis Bikhsu Mahayana Gunabadra Swatravira.
"Partai Gerindra sih siap saja. Soalnya kalau kami tidak ikut kan justru kami yang dirugikan. Cuma sampai sekarang kan masih banyak hal meragukan, seperti marak diberitakan macam distribusi logistik, daftar pemilih tetap, dan banyak lagi. Bagaimana kalau nanti hasil pemilu diragukan integritasnya," ujar Hashim.
Idealnya semua pihak harus dapat menerima hasil pemilu, baik yang menang maupun yang kalah. Akan tetapi jika legalitas dan kredibilitas proses serta hasil pemilu diragukan, pihak yang kalah bukan tidak mungkin akan protes atau bahkan melakukan hal-hal yang merugikan banyak pihak.
Lebih lanjut menanggapi fenomena sejumlah penjajakan berkoalisi dari sejumlah partai politik (parpol) dan para tokohnya, Hashim mengatakan semua itu sifatnya masih sangat cair. Baik Prabowo maupun Partai Gerindra masih belum akan menetapkan ke mana preferensi berkoalisi mereka. Sampai saat ini sudah ada sekitar lima parpol yang mendekati Partai Gerindra dan Prabowo sebagai penjajakan untuk berkoalisi. Beberapa di antara kelima parpol itu berasal dari parpol besar.
Namun Hashim menolak merinci nama-nama parpol besar itu maupun tawaran yang mereka sampaikan. "Masih sangat cair, ya. Banyak kok yang mendekati, nanti sore ini saya ada jadwal ketemu perwakilan partai besar. Masih lama, lah. Kan ada waktu sekitar lima minggu (dari penetapan hasil pemilu legislatif) untuk berkoalisi (untuk pemilu eksekutif). Belum saatnya diumumkan sekarang lah," ujar Hashim.
Namun saat disinggung soal kemungkinan koalisi lebih diarahkan ke kubu calon presiden dari PDI-P, Megawati Soekarnoputri, Hashim menyatakan hubungan antara kedua belah pihak, Megawati dan Prabowo memang sudah dekat dan terjalin sejak lama.
Lebih lanjut dalam pertemuan yang digelar di salah satu restoran di kawasan Cikini, Jakarta, tersebut sejumlah tokoh agama yang hadir meminta sekaligus mengimbau masyarakat agar menggunakan hak pilih mereka dalam pemilu mendatang.
Menurut Dawam, keberadaan orang yang tidak menggunakan hak pilih mereka (golput) dapat merusak legitimasi hasil pemilu. Jika itu terjadi, dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. Proses demokrasi menurutnya seharusnya mampu menjamin keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
Ajakan serupa juga disampaikan pemuka agama Tao dan tokoh agama Buddha. Mereka mewanti-wanti jangan sampai proses demokrasi ternodai dan cacat sehingga dikhawatirkan berdampak buruk pada persatuan dan kesatuan bangsa apalagi kerukunan antar umat beragama.