Banyak yang mengeluhkan performa berbagai merek netbook sangat lambat. Hal itu disebabkan spesifikasi netbook hanya setengah dari notebook biasa. Konsumen juga tidak dapat berharap banyak, karena Intel sebagai pembuat otak komputer tidak akan membarui kecepatan prosesornya untuk netbook.
Situs Digitimes dan Engadget melaporkan, Intel telah menyiapkan prosesor Atom baru N280 untuk netbook. Sayangnya, prosesor yang merupakan update dari seri sebelumnya N270 1.6GHz itu, akan muncul dengan kecepatan 1.66GHz.
Penambahan kecepatan hanya 0.06GHz sangat tidak cukup dan juga masih jauh bila dibandingkan dengan pertambahan kecepatan chip Intel yang lebih mahal. Tampaknya konsumen yang dikorbankan, karena Intel ingin melindungi jajaran produk prosesornya yang lain, agar tidak hancur terlibas kepopularan prosesor Atom pada produk netbook.
Netbook yang harganya kurang dari US$ 500 menjadi sangat popular karena cocok dengan ekonomi yang sedang lesu. Tapi sebenarnya menjadi simalakama bagi produsen prosesor dan komputer.
Tingginya minat konsumen terhadap produk yang lebih murah, menjadikan notebook mainstream berharga lebih mahal menjadi kurang laku. Padahal notebook mainstream ini memiliki margin keuntungan besar, berbeda dengan netbook yang nyaris tidak ada keuntungannya.
Laporan terbaru Forrester Research mengungkapkan, vendor seharusnya menghindari godaan untuk tidak ikut menyediakan netbook yang sedang popular. "Kanibalisasi, buruk bagi penetapan harga di industri," kata analis Forrester J P Gownder, yang menyebutkan 23% konsumen lebih tertarik membeli netbook untuk mengganti laptop lamanya.
Sejak lama Intel menegaskan Atom tidak akan didesain sebagai prosesor berperforma tinggi. CEO Paul Otellini dan eksekutif lain secara tegas mengumumkan di berbagai forum bahwa netbook adalah produk pelengkap dan hanya digunakan untuk akses internet saja.
Intel membuktikan ucapan itu dengan mempersiapkan prosesor baru di antara netbook dan notebook ultraportable yang sangat mahal. Lebih singkatnya, Intel akan membatasi performa netbook.
Jika ingin membeli produk dengan performa lebih baik, konsumen harus membeli notebook ultraportable dengan chip dari jajaran mainstream Intel yang lebih mahal. Namun, jika dananya terbatas, konsumen cukup membeli netbook saja, meskipun performanya tidak maksimal.
Direktur Hewlett Packard (HP) Mariana Kasim mengatakan konsumen membeli produk notebook tidak hanya terpaku pada spesifikasinya saja. Konsumen juga mempertimbangkan brand dan desain. Brand menyangkut ketersediaan layanan after sales dari vendor yang bersangkutan. "Faktor yang lain adalah harga," katanya.
Mariana mengatakan demand notebook dengan spesifikasi lebih rendah atau notebook mini sangat pesat. Dan HP posisinya menyediakan produk sesuai kebutuhan konsumen dengan harga lebih terjangkau.
Notebook mini sendiri tidak akan memakan segmen notebook yang sudah ada. Dan tidak ada kemungkinan konsumen akan beralih ke produk yang lebih murah. Karena notebook mini HP memiliki segmen sendiri, terutama anak-anak muda.