Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat debat Capres Perdana tahun 2019 (Cuplikcom/Fanny Nurul)
Cuplikcom-Jakarta-Pasca tertangkapnya Menteri Kelautan Dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo yang juga Politisi Partai Gerindra, Publik ternyata menolak lupa akan janji sang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto soal pemberantasan korupsi
Pada Debat Pertama Antarkandidat Pilpres 2019, 17 Januari 2019, secara tegas, Prabowo berjanji menjebloskan kader partainya yang terbukti korupsi. Pernyataan itu bermula dari pertanyaan capres petahana, Joko Widodo (Jokowi) yang didampingi Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya.
Pada momen tersebut Jokowi mengutip data Indonesia Corruption Watch (ICW) bahwa Gerindra jadi partai yang paling banyak mencalonkan eks koruptor pada Pemilu 2019.
"Menurut ICW, partai yang Bapak pimpin termasuk yang paling banyak mencalonkan mantan koruptor atau mantan napi korupsi. Yang saya tahu, caleg itu yang tanda tangan adalah ketua umumnya, berarti Pak Prabowo yang tanda tangan," kata Jokowi kala itu dikutip kembali dari cuplikan rekaman yang terdokumentasi oleh Kompas TV, yang dilihat Cuplik.com, pada Rabu, (25/11/2020)
Mendapat 'serangan' tersebut, Prabowo langsung membantah klaim Jokowi. Prabowo menyebut data ICW subjektif. Dia pun menegaskan partainya sudah menyeleksi kader-kader terbaik untuk maju sebagai caleg.
"Baik itu, mungkin ICW, tapi saya sendiri belum dapat itu, laporan itu," ujar Prabowo membuka tanggapannya.
"Dan, benar-benar saya kira itu sangat subyektif. Saya tidak setuju, saya juga seleksi caleg-caleg itu. Kalau ada bukti juga silakan laporkan kepada kami," sambung Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo menyebut korupsi terkadang dilakukan politikus lintas partai. Sehingga, ia meminta agar para politikus tidak saling menuduh partai lain.
Prabowo lalu dengan nada bicara yang terdengar meninggi menegaskan jaminan bahwa Gerindra akan melawan korupsi, bahkan dia sendiri yang akan berdiri di depan menghadapi kader-kadernya.
"Saya jamin Partai Gerindra akan melawan korupsi ke akar-akarnya. Kalau ada anggota Gerindra yang korupsi, saya yang akan masukin ke penjara sendiri," tandas Prabowo.
Menanggapi jawaban Prabowo tersebut, Jokowi meralat bahwa yang dilaporkan ICW itu adalah mantan napi koruptor, bukan terpidana atau tersangka korupsi.
Prabowo sempat menyela untuk menanggapi kembali, namun dilarang moderator debat kala itu yakni presenter Ira Koesno. Prabowo yang terlihat keki, lalu mencoba mencairkan suasana dengan berjoget-joget. Polah Prabowo itu mengundang tawa penonton yang hadir di tempat debat, sehingga Sandiaga yang berada di sampingnya mencoba pula mencairkan suasana dengan berpura-pura memijit pundak Ketum Gerindra tersebut.
Menteri KKP Edhy Prabowo (Politisi Gerindra) ditangkap KPK:
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Komisaris Jenderal Firli Bahuri membenarkan, pihaknya telah menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo pada Rabu (25/11/2020) dini hari WIB.
"Tadi malam menteri KKP diamankan KPK di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta saat kembali dari Honolulu. Yang bersangkutan terlibat korupsi dalam penetapan izin ekspor baby lobster," kata Firli dalam pesan singkat yang diterima Wartawan
"Mohon kita beri waktu tim kedeputian penindakan bekerja dulu," imbuhnya
Sebelumnya beredar kabar, bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo ditangkap KPK di Bandara Soekarno-Hatta sepulangnya menemui ABK asal Indonesia yang berada di Amerika Serikat, pada Rabu (25/11/2020) dini hari
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron membenarkan hal tersebut.
"Iya betul ditangkap," kata Ghufron saat dikonfirmasi, Rabu (25/11/2020).
Ghufron menyatakan, pihaknya belum mau menjelaskan lebih rinci terkait penangkapan tersebut, Informasi lebih lanjut terkait penangkapan ini akan disampaikan resmi oleh KPK.
"Perkembangan lebih lanjut, nanti tunggu ekspose," ujarnya
Menanggapi kabar tersebut, Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri Agung Tri Prasetyo belum memberikan keterangan apapun
Dihubungi terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan baik secara pribadi maupun atas nama partai belum mau menanggapi.
“Soalnya belum tahu masalahnya. Nanti kalau sudah tahu masalahnya kita baru berkomentar," ujarnya