Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Cuplik.com/Fanny Nurul)
Cuplikcom-Jakarta-Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Budi Gunadi Sadikin yang sebelumnya menjabat wakil menteri Badan Usaha Milik Negara untuk menggantikan Terawan Agus Putranto sebagai Menteri Kesehatan RI, Selasa (22/12) kemarin. Budi pun dilantik bersama lima menteri baru hari ini oleh Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (23/12).
Sebagai informasi, Budi bakal menjadi menkes pertama di Indonesia yang tak memiliki latar belakang baik akademis maupun profesi di bidang kesehatan. Sebelum menggawangi bidang kesehatan, jebolan Fisika Nuklir ITB ini lebih banyak dikenal dengan rekam jejak panjang di sektor perekonomian.
Posisi Menteri Kesehatan saat dipegang Terawan memang sudah menjadi sorotan sejak pandemi Covid-19 melanda dunia pada awal tahun ini.
Terawan kala itu, kerap kali jadi sasaran kritik masyarakat karena dianggap tidak mampu dan cekatan menangani pandemi covid-19. Dan, itulah yang menjadi pekerjaan rumah Budi Gunadi kelak.
1. Semrawut Data Covid-19 Pusat-Daerah
Dalam kurun waktu 10 bulan pandemi yang terjadi di Indonesia, penyelarasan data perkembangan covid-19 daerah dan pusat masih menjadi permasalahan. Kementerian Kesehatan hingga saat ini belum bisa menyajikan data real time.
Data real time yang dimaksud adalah proses publikasi data harian covid-19 yang dapat bertambah secara langsung tiap jamnya ketika terdapat penambahan kasus baru. Data itu nantinya dapat dipantau secara nasional.
2. Ambruknya Fasilitas Kesehatan
Kondisi keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rawat inap dan Intensive Care Unit (ICU) di sejumlah Rumah Sakit (RS) rujukan pasien terinfeksi virus corona di Kota/Kabupaten tanah air menunjukkan kenaikan cukup signifikan menjelang akhir tahun 2020.
Seiring dengan lonjakan pasien covid-19 yang dirawat, rata-rata kapasitas keterpakaian tempat tidur RS saat ini telah jauh melebihi anjuran keterisian tempat tidur yang dikeluarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Anjuran BOR dari WHO sebesar 60 persen.
Beberapa daerah yang keterisian RS rujukan Covid menipis dalam sepekan terakhir di antaranya adalah Kota Malang (85 persen), Kota Tangerang Selatan (86 persen), Kabupaten Bogor (91 persen), Kota Bogor (90 persen), dan DKI Jakarta (85 persen).
Kondisi perkembangan covid-19 di Jakarta bahkan membuat Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet tak lagi menampung pasien tanpa gejala, sebab keterisian di tiga tower utama untuk pasien gejala ringan dan sedang telah mencapai 75 persen.
3. Tes Risiko Corona di Bawah Target WHO
Jumlah pemeriksaan mingguan risiko infeksi corona (testing) di Indonesia sejauh ini masih belum melampaui target badan kesehatan dunia (WHO). Dalam hal target pemeriksaan, WHO menetapkan standar pemeriksaan 1 orang tiap 1.000 penduduk per pekan.
Dengan asumsi Indonesia memiliki 267 juta penduduk, maka target pemeriksaan seharusnya mencapai 267 ribu orang per minggu. Namun berdasarkan data yang dihimpun dalam sepekan terakhir atau dalam periode 14-20 Desember 2020, total pemeriksaan yang berhasil dilakukan kepada warga dalam sepekan adalah 257.543 orang yang diperiksa.
Rendahnya testing itu membuat Positivity rate harian Indonesia pada Senin (21/12) lalu sebesar 27,6 persen, lima kali lipat dari standar positivity rate yang ditetapkan WHO yakni 5 persen. Padahal data Satgas Covid-19 hari itu menunjukan testing PCR pada orang hanya 24.753, terendah selama sepekan terakhir.
4. Pembagian Vaksin
Perkembangan vaksin di Indonesia saat ini masih dalam tahap menunggu lampu hijau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA). Itu pun masih satu merek vaksin yakni kandidat vaksin asal perusahaan China, Sinovac, yang didatangkan ke Indonesia dengan jumlah 1,2 juta dosis pada Minggu (6/12) lalu itu.
Sebelumnya, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/9860/2020 menetapkan enam jenis vaksin Covid-19 dapat digunakan dalam proses vaksinasi di Indonesia. Enam vaksin tersebut diproduksi Bio Farma, Astra Zeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc and BioNtech, dan Sinovac Biotech.
Dalam hal ini, Presiden Jokowi mengatakan vaksin bakal diberikan kepada warga negara Indonesia secara gratis alias cuma-cuma, setelah sebelumnya sempat membagi skema vaksin menjadi gratis dan mandiri alias berbayar.
Skema mandiri itu termaktub pada poin 5 dalam Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/9860/2020. Semenjak Jokowi menyatakan pelaksana vaksinasi akan sepenuhnya gratis pada Rabu, 16 Oktober 2020, sejauh ini diketahui belum ada perubahan atau pembatalan mengenai skema mandiri pada Kepmenkes tersebut.
Terakhir saat dikonfirmasi pada Senin (21/12), Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyatakan perubahan Kepmenkes itu masih dibahas untuk direvisi.
5. Kematian Tenaga Kesehatan
Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat sebanyak 202 dokter Indonesia meninggal akibat terpapar virus corona. Data jumlah kematian tersebut merupakan data perkembangan terakhir per Selasa (15/12) dari serangkaian kematian dokter yang terjadi sejak awal pandemi covid-19 di Indonesia awal Maret lalu.
Dari jumlah kematian dokter itu, IDI merinci 101 dokter meninggal dalam rentang enam bulan, yakni Maret hingga Agustus. Sementara 101 dokter lainnya meninggal dalam kurun waktu empat bulan, mulai September hingga 15 Desember. Tak hanya dokter, IDI juga memaparkan sebanyak 146 perawat di tanah air meninggal dunia akibat covid-19.
Melalui keterangannya, Adib juga merinci sebaran wilayah dokter yang meninggal di mana yang terbanyak per 15 Desember itu di Jawa Timur yaitu 41 dokter. Kemudian disusul di antaranya DKI Jakarta 32 dokter, Sumatera Utara 24 dokter, dan Jawa Tengah 21 dokter.
6. Menurunnya Tingkat Protokol Kesehatan
Pemerintah selalu menggembor-gemborkan agar pemerintah daerah tetap aktif dan fokus melakukan upaya tes, telusur, dan tindak lanjut (testing, tracing, treatment/3T). Sementara masyarakat juga diharap tetap patuh dalam menjalankan 3M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Dalam hal ini, studi menyebutkan bila masyarakat memakai masker maka perlindungan terhadap virus mencapai 85 persen, bila menjaga jarak mencapai 90 persen, dan apabila mencuci tangan keamanan dari virus mencapai 80 persen.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19 mengalami penurunan beberapa waktu belakangan. Ia mengatakan, menurunnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan menyebabkan positivity rate Covid-19 di Indonesia memburuk.
Terkait penunjukannya menjadi menkes oleh Jokowi, Budi Gunadi memaparkan tugas paling utama yang dihadapinya kelak.
"Kami ditugasi salah satunya adalah untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh virus SARS-Cov2," kata Budi saat diberi kesempatan memberikan keterangan pers usai diumumkan Jokowi di teras Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (22/12) sore.
Pria yang menjabat wakil menteri BUMN itu optimistis bisa mempersiapkan sistem layanan kesehatan publik yang kuat.
"Kita juga bisa mempersiapkan sistem layanan kesehatan publik yang siap, kuat, mumpuni, agar generasi sesudah kita bisa menghadapi SARS-Cov2, SARS-Cov3, atau SARS-Cov4 yang kita tidak tahu kapan," kata Budi.
Selain Budi, Jokowi juga mengumumkan lima nama menteri Kabinet Indonesia Jilid 2 hasil kocok ulang atau reshuffle. Mereka yakni, Tri Risma sebagai Menteri Sosial, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama, Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta M Luthfi sebagai Menteri Perdagangan