"Sedikitnya kami akan menambah tiga tools untuk pabrik TV LCD yang nilainya tiga juta dolar AS per tool," kata Presdir LGEIN Kee-Ju Lee, di Jakarta, usai mendapat penghargaan merek nomor satu pada 2008 untuk AC, home theater, mesin cuci, dan monitor LCD dari Gfk (Growth for Knowledge) Asia.
Ia menjelaskan pihaknya sengaja melakukan investasi peralatan terutama untuk cetakan (moulding) kabinet TV LCD di Indonesia untuk memperkuat bisnis produk tersebut, tidak hanya untuk pasar Indonesia, tapi juga ekspor ke sejumlah negara.
"Kami akan mengembangkan model-model (TV LCD) baru di Indonesia. Namun produk tersebut tidak hanya akan dipasarkan di Indonesia, tapi juga negara tertentu lainnya seperti negara di kawasan ASEAN dan Australia, yang sistemnya sama dengan Indonesia," ujar Lee.
Ia mengatakan investasi peralatan tersebut sangat penting bagi LGEIN untuk memperkuat daya saing di tengah permintaan TV LCD yang tetap tumbuh terutama di Indonesia. "Kalau kami tidak investasi alat, maka kabinet (TV LCD) akan diimpor dari negara lain dan Indonesia hanya jadi tempat perakitan saja. Itu tidak menguntungkan bagi kami (LGEIN) sehingga investasi itu sangat penting," katanya.
Saat ini, lanjut dia, sekitar 40 persen dari produksi TV LCD di Indonesia dipasok ke pasar domestik, sedangkan sisanya ekspor. Namun, ia tidak bersedia menyebutkan kapasitas terpasang produksi TV LCD LGEIN.
"Sampai saat ini total pendapatan LGEIN masih tergantung pada ekspor yang memberi kontribusi sekitar 75 persen, sedangkan kontribusi pendapatan dari pasar domestik hanya sekitar 25 persen. Jadi penurunan pasar ekspor sekitar 20 persen, belum bisa terganti dengan perluasan penetrasi pasar domestik Indonesia," ujar Lee.