Namun, mengapa pelimpahan kasih sayang terlihat lebih banyak diberikan ibunda? Padahal, menurut penelitian, kasih sayang ayah berpengaruh besar terhadap emosi dan perkembangan anak.
Dikatakan psikolog anak dari Klinik Pela 9 kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Fabiola P Setiawan, MPsi, bahwa pembentukan karakter anak melibatkan ibu dan ayah. Keduanya memiliki peran yang luar biasa hebat untuk tumbuh kembang anak, baik aspek fisik, emosi, kognitif, maupun psikososialnya.
"Memang pada kenyataannya bentuk kegiatan antara anak dengan ayah atau anak dengan ibu terkadang bisa berbeda," ucap psikolog yang juga menjadi staf pengajar di Universitas Atma Jaya ini.
Fabiola mencontohkan, misalnya saja ayah lebih terlibat pada kegiatan yang bersifat fisik atau melibatkan keterampilan motorik kasar, seperti bersama-sama bermain bola. Sementara Ibu lebih banyak terlibat pada kegiatan sehari-hari, seperti bersama-sama merapikan kamar, memasak, dan seterusnya. Selain itu figur ibu lebih terlihat sebagai pemerhati mereka dan mengurus kebutuhan mereka setiap harinya. "Selain kuantitas waktu yang dimiliki anak dengan orangtua, juga perlu diperhatikan sisi kualitasnya," sebut Fabiola.
Memang biasanya secara kuantitas, keterlibatan ayah lebih kecil dibandingkan ibu. Namun, ini bukan menjadi masalah. Meskipun waktu ayah lebih sedikit dibandingkan ibu yang ada di rumah, ayah tetap dapat membuat waktu yang ada menjadi berkualitas. Selain kegiatan yang dipilih sangat berkesan dan bermanfaat bagi anak, anak juga dapat merasakan totalitas ayah ketika mengisi waktu bersama.
?Peran ayah dalam keluarga sangat besar,? tutur psikolog yang mengambil program Magister Profesi Klinis Anak di Universitas Indonesia ini. Peran itu dapat dilihat mulai dukungan ayah ketika mengetahui ibu hamil sampai mendampingi saat melahirkan.
Setelah itu, ayah masih melanjutkan peran dengan memberikan dukungan pada ibu untuk menjalankan perannya, menjadi breastfeeding father, memberikan beragam stimulasi, mulai anak belajar berjalan, eksplorasi lingkungan sekitar, belajar bicara, sampai ketika anak mulai dapat diajarkan beragam konsep dasar.
Beranjak anak besar, ayah mulai menjadi tempat untuk bertukar pikiran, ayah juga dapat mengajarkan anak untuk bersikap tegas dalam menentukan pilihan. Ayah juga bisa menanamkan cara menghadapi persoalan sehari-hari, termasuk mengajarkan beragam solusi yang tepat dalam pemecahan masalah yang ada.
"Tak dimungkiri, peran ayah juga luar biasa dalam mengajarkan nilai-nilai agama dan nilai moral," ucapnya.
Hal senada juga dikatakan psikolog sekaligus Ketua Pelaksana Yayasan Kita dan Buah Hati, Dr Hj Elly Risman Musa Psi, bahwa peran ayah selain sebagai pemimpin dalam rumah tangga, seorang ayah juga harus mampu menjadi teladan bagi anak baik dari segi sosial, emosional, fisik, keuangan, dan spiritual.
"Ayah juga berperan dalam pembelajaran spiritual mereka, yaitu agama," sebut psikolog yang disibukkan dengan mengisi workshop di berbagai institusi, sekolah swasta, dan berbagai tempatlainnya. Dengan begitu, tugas ayah tidak hanya cukup dengan mencari nafkah. Selama ini, banyak anggapan ayah hanya bertugas bekerja di luar rumah, membiayai sekolah, dan kehidupan sehari-hari.
Agar anak tumbuh dengan baik karena ayah pun harus memiliki waktu untuk bermain bersama anak. Dukungan orangtua, terutama ayah memiliki peran yang besar dalam keluarga. Namun, bukan berarti hanya dia yang sibuk bekerja mencari uang untuk keluarga dan melupakan tugasnya sebagai pendidik anak yang baik. Anak itu bukan hanya milik ibu, tetapi juga milik ayah.
"Panggilan ayah untuk kembali ke rumahnya karena berdasarkan penelitian, 70% emosi anak ditentukan ayahnya. Jadi jika bimbingan dari ayah didapatkan, kecil kemungkinan anak akan berbuat negatif," ujar Elly.
Waktu yang dimiliki ayah di rumah memang tidak sebanyak ibu. Namun, ayah yang pintar, masih bisa tetap menjaga hubungan emosi anak. Misalnya saja dengan menelepon saat jam makan siang.
"Anak yang dibesarkan dengan campur tangan ayah rata-rata memiliki jiwa yang lebih pemberani," sebut Elly yang sudah menekuni dunia parenting sejak 20 tahun lalu.
Fabiola menuturkan, kasih sayang ayah sangat diperlukan bagi pembentukan karakter anak. Anak yang mendapatkan kasih sayang yang cukup dari ayah dan ibunya, tentu akan lebih mudah untuk berbagi dengan orang lain.
Ia tahu cara membahagiakan orang lain dan mencintai orang lain karena merasakannya. Anak juga akan memandang lingkungan lebih positif. Dengan kasih sayang itu, anak juga merasa dihargai sehingga ia memiliki penilaian yang baik terhadap dirinya. "Dengan demikian, diharapkan anak dapat lebih optimistis dalam menyikapi suatu persoalan dan yakin akan kemampuannya dalam mengatasi permasalahan dan tantangan yang ada," ucap Fabiola.