Di seluruh dunia, kasus influenza alias flu terbanyak ditemui setiap bulan Februari, dan mencapai puncaknya pada bulan Maret. Tahun ini sejumlah ahli infeksi dunia memperkirakan penyebaran flu masih akan berlanjut hingga April.
Kondisi cuaca yang masih belum menentu dapat memengaruhi ketahanan tubuh seseorang. Akibatnya, berbagai penyakit mudah menyerang saat musim pancaroba, salah satunya influenza.
Setiap tahun, influenza menyebabkan ribuan orang meninggal di seluruh dunia. Tak terhitung kerugian akibat biaya pengobatan yang membengkak, biaya penanganan komplikasi, dan kerugian akibat hilangnya waktu kerja. Pada tahun 1918, setidaknya 20 juta orang, termasuk 500.000 warga AS, meninggal akibat pandemic influenza.
Di AS, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (The Centre for Disease Cintrol/CDC) memperkirakan bahwa setiap tahun flu menyebabkan 200.000 orang dirawat di rumah sakit, dan 36.000 di antaranya meninggal dunia.
Kejadian ini kebanyakan muncul di AS, antara bulan Oktober dan Mei. Sementara puncaknya biasanya pada akhir Desember hingga awal Maret. Lansia, balita, dan orang dengan penyakit kronis berada pada level paling berisiko terinfeksi virus flu.
Di AS, influenza dan komplikasinya juga telah membunuh sekitar 43 anak tahun ini. Pekan terakhir ini misalnya, dua bocah usia 5 dan 6 tahun asa lClarkston dan Highland Township meninggal akibat penyakit terkait flu dan gangguan saluran pernapasan (asma).
Ini mengingatkan para orangtua agar waspada bila mendapati gejala "mirip flu" pada si kecil. Untuk itu, Direktur Divisi Kesehatan Medis Oakland County George Miller menyarankan para orangtua untuk sigap manakala anak mengalami gejala seperti lemah, lesu, tidak merespons terhadap rangsang yang diberikan, menolak makan dan minum, atau sesak napas. "Jika anak Anda mengalami demam tinggi disertai gangguan pada saluran pernapasan atas, segera hubungi dokter," sebutnya.
Influenza disebabkan virus influenza yang mudah menular melalui udara.Penularannya terjadi dari manusia ke manusia melalui udara pada saat berbicara, batuk, bersin, atau kontak dengan benda yang disentuh penderita.
"Orang yang bersin atau batuk akan mengeluarkan butiran-butiran kecil yang akan terhirup orang lain di sekelilingnya sehingga menulari orang tersebut," kata ahli infeksi dari RSCM Jakarta dr Syamsuridjal Djauzi.
Tingginya infeksi virus influenza berkaitan erat dengan perubahan musim yang mana jumlah orang sakit biasanya meningkat saat cuaca dingin. Virus influenza memiliki masa inkubasi 1-4 hari, tapi gejalanya bisa muncul secara tiba-tiba. Seseorang yang terinfeksi flu bisa menularkannya pada orang lain, bahkan sebelum dirinya menyadari telah terkena flu.
"Influenza dapat menular 1-2 hari sebelum gejalanya muncul, itulah sebabnya penyebaran virus ini sulit dihentikan," sebut Syamsuridjal.
Dokter yang juga aktivis HIV/- AIDS ini memaparkan, influenza menyerang saluran pernapasan, dengan gejala utama demam tinggi (suhu tubuh 39 derajat Celsius atau lebih), sakit kepala, nyeri otot di seluruh badan, hidung mampet, sakit tenggorokan, batuk, nafsu makan hilang, serta badan menjadi lemah dan menggigil. Pada anak-anak, demam yang terjadi biasanya lebih tinggi, dan kadang disertai muntah atau diare.
Normalnya, penderita influenza sudah sehat kembali dalam 7-10 hari. Namun,waspadalah jika flu tidak kunjung pergi karena bisa jadi penderita terkena infeksi serius lanjutan pasca-flu, seperti pneumonia atau bronkitis.
Penting dicatat, influenza banyak menimbulkan komplikasi dan kematian pada orang-orang yang berisiko tinggi. Antara lain orang lanjut usia, penderita asma, penderita penyakit kronis (paru-paru, jantung, ginjal, dan diabetes), penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, leukemia, atau pengobatan pascatransplantasi organ.
Selain itu, anak-anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun, serta ibu hamil yang memasuki trimester masa kehamilan selama musim flu, juga rentan tertular virus ini. Penderita diabetes berisiko lebih besar terkena komplikasi flu seperti pneumonia, dan berisiko tiga kali lebih besar untuk meninggal dikarenakan flu dibandingkan orang yang tidak menderita diabetes.
Bagi orang yang masih muda dan sehat, influenza mungkin merupakan penyakit biasa. Walaupun kadang merasakan ketidaknyamanan saat mengidap flu, biasanya efeknya hanya jangka pendek.
Dalam 3-5 hari biasanya demam akan hilang walaupun tidak diobati, asalkan penderita beristirahat yang cukup, serta makan dan minum yang baik. Namun, kondisi ini tidak sama untuk mereka yang berusia 65 tahun ke atas atau mempunyai riwayat penyakit kronis.
"Jika mereka terkena influenza, maka akan terjadi rangkaian gejala yang sama, tapi kadang demamnya tidak terlalu tinggi. Pada beberapa kasus acap kali disertai dengan faktor 'penyulit', yaitu adanya infeksi lain yang timbul akibat kekebalan tubuhnya menurun," katanya.
Dengan kata lain, risiko terjadinya "penyulit" pada orang berusia lanjut lebih tinggi daripada mereka yang masih muda dan kuat kekebalan tubuhnya. Selain para lansia, orang-orang yang berpenyakit kronik, seperti paru-paru, jantung, ginjal, diabetes dan asma juga rentan dihinggapi "penyulit" ini.
Bagi lansia atau yang berpenyakit kronis, vaksin influenza mungkin tidak terlalu efektif melawan influenza. Akan tetapi, sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa vaksin ini secara signifikan mengurangi risiko komplikasi influenza," kata Ahli Infeksi dari RSCM Jakarta, dr Syamsuridjal Djauzi.