Rapat Koordinasi WAMTI Indramayu (Cuplikcom/ist)
Cuplikcom - Indramayu - Menyambut pemerintahan baru pada 2021 di kabupaten Indramayu. Sebagai daerah yang memiliki lahan pertanian terluas di Jawa Barat, disebutkan ada 8 (delapan) isu penting sebagai upaya mendorong akselarasi pembangunan sektor pertanian di kabupaten Indramayu.
Hal itu disampaikan berdasarkan hasil Rakorda I Pengurus Daerah Wahana Masyarakat Tani dan Nelayan Indonesia (WAMTI) kabupaten Indramayu, dalam catatan rilis yang diterima cuplik.com, Minggu (24/1/2021).
"Ini poin-poin penting yang perlu disampaikan, sebagai upaya kontribusi pemikiran untuk mendorong dan mendukung pemerintah daerah dalam upaya akselerasi, mengejar ketertinggalan, pembangunan di bidang pertanian dan kelautan di Kabupaten Indramayu," tutur Ketua WAMTI Indramayu, Wawan Sugiarto.
Kedelapan isu tersebut yakni:
1. Isu Kesuburan Tanah Semakin Menurun
WAMTI menilai, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, akan menyisakan zak kimia dalam tanah, yang akan mengikat tanah menjadi lengket dan tidak menjadi gembur lagi, kondisi seperti ini akan membunuh organisme dan organisme, mengahmbat pelapukan bahan organik, penyerapan hara oleh akar dan akan mengarangi hasil panen.
"Kondisi tersebut kalau dipaksakan akan menaikan biaya operasional bagi petani tentunya akan mengurangi keuntungan petani. Solusi yang harus dilakukan adalah dengan mengurangi pemakaian pupuk kimia dan menggunakan pupuk organik pembenah tanah, khusunya pada pengolahan tanah," jelas Wawan.
2. Isu Pembuatan Kawasan Pangan Secara Terpadu dan Terintegrasi
Konsep Food Estate yang dicanangkan oleh pemerintah pusat, menurut WAMPI bisa diterapkan di Kabupaten Indramayu dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan tanah kehutanan dengan program Perhutanan Sosial (PS).
"Labih dari 20.000 Hektar terdapat Kawasan Hutan di Kabupaten Indramayu, bisa dijadikan bahan dasar untuk pembangunan Food Estate yang menggabungkan sektor pertanian, perkebunan dan peternakan yang saling terkait, terpadu, sehingga bisa dijadikan sumber peningkatan lumbung pangan nasional," paparnya.
3. Isu Rehabilitasi Jaringan Irigasi Pertanian
Potensi lahan sawah seluas 112.000 Hektar menjadikan Indramayu menjadi lumbung pangan nasional, luasan tersebut menduduki peringkat ke-1 se Jawa Barat dan luasan sawah Jawa Barat peringkat ke-2 secara nasional.
Tentunya, lanjut Wawan, kondisi tersebut, bisa dipertahankan ketika fungsi jaringan irigasi tetap terjaga sebagai pengambil, penampung dan pembagi ke petak-petak sawah petani. Kondisi jaringan irigasi pertanian perlu mendapat rehabilitasi atau perbaikan, karena kondisi sebagian besar tidak berfungsi atau rusak, khususnya jaringan irigasi tersier.
4. Isu Kekacauan Distribusi Pupuk Bersubsidi
Kebutuhan pupuk kimia dinilai memang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman khususnya padi, dengan penggunaan dan pemakaian sesuai dosis anjuran berdasarkan spesifikasi kondisi tanah di masing-masing daerah.
Persoalan di Indramayu, kata Wawan, pola dan waktu distribusi tidak sesuai dengan jadwal tanam dan pengawasan yang lemah, sehingga seringkali distribusi pupuk di luar peruntukan dan jadwal tanam, akibatnya terjadi kelangkaan pupuk, harga mahal, dan subsidi tidak sampai ke patani, sehingga dampaknya biaya operasional tinggi dan keuntungan berkurang bagi petani.
"Solusinya adalah merevitalisasi agen pendistribusi pupuk baik distributor maupun kios," tegas Wawan.
5. Isu Pemberdayaan Kelembagaan Petani
Upaya peningkatan kapasitas wawasan dan pengalaman petani melalui wadah kelompok tani dinilai kurang optimal, sehingga perlu dengan diberbadayakannya kelembagaan petani maka akan hadir perlindungan bagi petani, peningkatan kapasitas petani yang pada akhirnya timbul kreatifitas dan inovasi dari petani dalam upaya peningkatan usaha tani. Sehingga jika kondisi ini tercipta, maka program dan upaya peningkatan kesejahteraan petani bisa dengan mudah tercapai.
"Solusinya optimalisasi Perda perlindungan dan pemberdayaan kelompok tani," kata Wawan.
6. Isu Pendataan Petani Sebagai Pelaku Utama
Database petani, lahan, dan potensi pertanian lainnya di tiap desa dinilai masih kurang valid dan benar, sehingga akan menjadi persoalan bagi setiap kebijakan untuk petani.
"Diperlukan registrasi ulang bagi pelaku utama di sektor pertanian dan lainnya, untuk memudahkan perhitungan program pengembangan," katanya.
7. Isu Pembangunan Kawasan Agroindustri
Potensi pertanian dan kelautan di Kabupaten Indramayu, sangat potensial untuk dikembangkan dan diciptakannya agroindutri, yang dimaksud adalah pendirian industri yang mengolah hasil pertanain, peternakan dan perikanan agar para pelaku usaha mendapat nilai tambah yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan para pelaku utama.
8. Isu Pembuatan Kanal Selatan Indramayu
Untuk meningkatkan produktivitas pertanian diperlukan sumber air yang memadai, di wilayah selatan Indramayu dianggap masih kesulitan petani untuk mendapatkan air, karena masih banyak lahan tadah hujan.
"Sehingga diperlukan upaya pembuatan kanal selatan Indramayu yang menghubungkan sumber air Waduk Jatigede dengan Waduk Jatiluhur," pungkasnya.