Petugas kesehatan Melakukan Pemeriksaan kepada Balita (Cuplik.com/ Neni Lestari)
Cuplikcom-Bengkulu-Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu menyebutkan kemiskinan menjadi salah satu faktor penyebab utama balita di daerah ini mengalami gizi kurang.
“Faktor ekonomi, ketidaksanggupan menyuplai makanan untuk anak-anaknya yang masih balita, sehingga menjadikan anak-anak itu mengalami gizi kurang,” kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Oyon Kanedi di Mukomuko menanggapi penyebab balita di daerah ini mengalami gizi kurang, Sabtu (13/2/2021)
Seperti diketahui, sebanyak 321 balita yang tersebar di sejumlah wilayah di daerah ini mengalami gizi kurang pada tahun 2020, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 238 orang.
Jumlah balita yang mengalami gizi kurang tahun 2020 bertambah seiring dengan kegiatan pos pelayanan terpadu (Posyandu) yang tidak terlalu banyak melakukan kegiatan tatap muka saat pandemi COVID-19
Ia mengaku karena faktor ekonomi keluarga yang tergolong miskin, sehingga kadang-kadang hanya mampu memberikan makan anak-anaknya nasi pakai garam.
“Selain makanan yang dikonsumsi tidak bergizi, balita yang kurang gizi ini juga jarang minum susu. Untuk itu, pemerintah pusat memrogramkan pemberian makanan tambahan (PMT) berupa roti kepada balita terutama balita yang mengalami gizi kurang.
Bahkan, tenaga kesehatan puskesmas daerah ini mendatangi setiap rumah balita yang mengalami gizi kurang untuk memantau kondisi kesehatannya sekaligus memberikan makanan tambahan.
“Walaupun tenaga kesehatan tidak memberikan pelayanan tatap muka di posyandu, mereka datang ke rumah balita yang mengalami gizi buruk untuk makanan tambahan sekaligus memeriksa kondisi balita,” ujarnya.
Ia menyebutkan ciri balita yang mengalami gizi kurang karena usia dengan berat badan tidak seimbang dan pada saat penimbangan berat badan balita ini berada di garis kuning hingga akhirnya sampai pada garis merah.