Ilustrasi ketika makanan dijadikan pelampiasan emosi (lifealth.com)
Cuplikcom - Indramayu - Emotional eating atau makan untuk pelampiasan emosi biasanya ada hubungannya dengan perasaan negatif, seperti saat kamu sedang merasa kesepian, sedih, gelisah, takut, marah, bosan atau stress. Emosi ini biasanya menyebabkan kamu makan lebih banyak tanpa berpikir makanan apa saja dan sudah berapa banyak kamu makan. Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghentikan emotional eating.
1. Belajar mengenali rasa lapar
Sebelum makan, tanyakan pada diri sendiri apakah kamu makan karena benar-benar merasa lapar dan ada tanda-tanda, seperti perut terasa keroncongan dan sulit untuk berkonsentrasi. Jika tidak, kamu bisa menunda waktu makanmu nanti.
2. Buat jadwal makan
Kamu bisa menuliskan makanan apa saja yang kamu makan, suasana hati saat makan, apakah kamu benar-benar lapar pada saat itu, dan jam berapa kamu makan. Kamu bisa mempelajari catatan tersebut, mengevaluasi kebiasaan makanmu.
3. Temukan aktivitas lain sebagai pelarian emosi
Mendengarkan musik, menulis, membaca, memainkan alat musik, olahraga, dll, hal ini dapat membuatmu cenderung tidak melihat makanan sebagai kepuasan emosional.
4. Hargai diri sendiri
Sadari bahwa makan secara emosional hanya akan berakibat buruk bagi tubuh. Menghindari asupan makanan yang tidak sehat ke dalam tubuh juga salah satu upaya nyata mencintai diri sendiri.
5. Cari dukungan sosial dari orang sekitar
Dukungan sosial dari keluarga, teman, atau rekan kerja akan membuat kesehatan mental menjadi lebih baik bagi orang yang bekerja dalam situasi penuh tekanan.
6. Belajar mengelola emosi dengan lebih baik
Tidak hanya emotional eating, kemampuan mengelola emosi diri sendiri punya peranan yang sangat penting terhadap setiap perilaku yang muncul dari diri kita.
Itulah beberapa cara untuk menghilangkan kebiasaan melampiaskan emosi dengan cara makan dalam jumlah besar. Semoga bermanfaat.