Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim (Cuplik.com/Fanny Nurul)
Cuplikcom-Jakarta-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, menjelaskan alasan mengizinkan belajar tatap muka di sekolah kembali digelar saat pandemi Corona atau COVID-19. Nadiem khawatir, jika belajar tatap muka tak segera digelar, pernikahan dini bakal meningkat.
"Dampak riil dan permanen yang bisa terjadi anak putus sekolah persepsi orang tua banyak yang liat nggak ada peran sekolah apabila tak tatap muka, learning lost akan terus berkembang jika tidak memulai pembelajar tatap muka terbatas, kekerasan pada anak, kekerasan domestik, pernikahan dini," kata Nadiem di rapat Komisi X DPR RI, gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/3/2021).
Dia juga mengatakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat beban perempuan bertambah. Menurutnya, perempuan harus tetap bekerja sambil mengawasi anak yang belajar jarak jauh.
"Saya harus bilang secara proporsional untuk PJJ ini bagi perempuan bebannya lebih besar lagi karena tadinya punya pekerjaan di luar semua terhambat karena jaga anak di rumah," ujarnya.
Nadiem mengatakan risiko penyebaran COVID-19 terhadap anak-anak masih rendah. Dia mengatakan hal itu didasari riset yang telah dilakukan.
"Semua global research dan ini secara global sudah dilakukan berbagai macam riset telah menemukan bahwa anak-anak itu infeksi rate-nya itu pertama lebih rendah daripada orang-orang dewasa atau anak-anak yang sudah lebih dewasa, dan juga dari sisi kalaupun dapat infeksi COVID, sangat mild, sangat ringan, dampaknya dan cepat sembuhnya," ujarnya.
Oleh karena itu, Nadiem memberikan opsi untuk memulai lagi sekolah tatap muka. Terutama, katanya, setelah guru-guru mulai disuntik vaksin Corona.
"Kita memilih pada saat guru-guru sudah vaksin itulah dimana sekolah harus mulai memberi opsi tatap muka," ujarnya.