Ono Surono Soroti Neraca Garam Yang Membingungkan (Cuplikcom/Andrian)
Cuplikcom - Indramayu - Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono, menyoroti soal neraca garam yang menurutnya cukup membingungkan. Seperti yang dilaporkan Menko Maritim dan Investasi kebutuhan untuk farmasi 5.000 ton, aneka pangan 612 ribu ton, untuk industri 2,4 juta ton.
“Saya hitung totalnya 6 juta ton. Pemerintah kemudian memberikan izin impor garam 3 juta ton, tapi di sisi lain produksi dalam negeri mencapai 2,1 juta ton sehingga bila ditotal semua 5,1 juta ton. Nah ini neraca seperti apa, kok bisa berlebih seperti itu,” jelas Ono Surono, dalam kegiatan sosialisasi 4 pilar kebangsaan, di Kabupaten Indramayu, Senin (22/3/2021).
Ia mengungkapkan, Indonesia adalah negara yang memiliki garis pantai di kisaran 84 ribu hingga 120 ribu kilometer. Anggap saja garis pantai Indonesia adalah 80 ribu kilometer. Daerah pemilihannya Kabupaten Indramayu, daerah produsen garam terbesar di Jawa Barat.
“Bila saya hitung panjang pantai Kabupaten Indamayu mencapai 147 km dan mampu memproduksi garam 37 ribu ton garam setahun dengan asumsi Januari – Mei itu tidak ada produksi karena musim hujan. Sehingga bila kita hitung dengan panjang pantai 80 ribu kilometer, seharusnya kita punya potensi 20 juta ton garam per tahun,” ungkap Ono Surono.
Ono Surono berharap, jangan sampai semua regulasi yang berkaitan dengan importasi apapun pada akhirnya menurunkan produksi, seperti pada tahun 80-an di mana Indonesia berhasil swasembada bawang putih.
"Tapi ketika mulai diotak-atik oleh oknum agar dibuka keran impor, habislah," pungkasnya.