Dokumentasi ANTAM (Cuplik.com/Fanny Nurul)
Cuplikcom-Jakarta-Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam turun lagi pada perdagangan Rabu (24/3/2021). Hingga hari ini, emas Antam sudah menurun dalam 3 hari beruntun, terseret melemahnya harga emas dunia.
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, harga emas ukuran/satuan 1 gram merosot 0,86% ke Rp 921.000/batang. Dalam 3 hari terakhir, emas ini sudah jeblok 1,4%.
Sementara itu satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan turun 0,92% ke Rp 86.312.000/batang atau Rp 863.120/gram.
Harga emas dunia kembali melemah 0,67% pada perdagangan Selasa kemarin, melanjutkan kinerja negatif sejak awal pekan. Pelemahan emas bahkan terjadi saat yield obligasi (Treasury) AS mulai menurun.
Kali ini, giliran indeks dolar AS yang membuat harga emas tertekan. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini melesat 0,65% ke 92,336, mendekati level tertinggi dalam 4 bulan terakhir.
Emas merupakan aset yang dibanderol dengan dolar AS, kala mata uang Paman Sam tersebut menguat, maka harganya menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Alhasil, permintaan emas berisiko berkurang dan harganya menurun.
Chris Vermeulen, kepala strategi pasar di The Technical Traders mengatakan dalam jangka pendek harga emas masih akan tertekan, sementara dalam jangka panjang harga emas masih akan kembali menguat.
"Dalam jangka panjang saya bullish (tren naik) terhadap emas, tetapi dalam jangka pendek emas akan sulit untuk menguat," kata Vermeulen dalam wawancara dengan Kitco, Senin (24/3/2021).
Vermeulen juga mengatakan, ia memprediksi harga emas akan mencapai US$ 2.600/troy ons 2 tahun ke depan.
Hal senada diungkapkan oleh analis emas dari dalam negeri. "Untuk investasi jangka panjang, emas masih prospektif mengingat harga emas bisa sewaktu-waktu menguat kembali karena gejolak atau krisis ekonomi global," kata Ariston Tjendra, Analis Emas dari Monex Investindo dalam risetnya dikutip Rabu (24/3/2021).
Menurutnya, ke depan gejolak atau krisis ekonomi global akan muncul kembali. Negara-negara dunia di masa pandemi ini banyak berhutang untuk menahan penurunan ekonomi dan membantu pemulihan, hal ini dinilai bisa menjadi bom waktu ke depan.
"Di masa konsolidasi ini, pelaku pasar bisa wait and see terlebih dahulu memonitor perkembangan ekonomi global. Atau bisa juga mengakumulasi emas secara periodik dalam jumlah kecil," ujarnya.