Ilustrasi seorang people pleaser (lifee.cz)
Cuplikcom - Indramayu - Kamu mungkin sudah tidak asing dengan istilah people pleaser atau kamu juga salah satunya? People pleaser digambarkan sebagai orang yang selalu berlaku baik kepada orang lain, meskipun hal itu bertentangan dengan apa yang mereka inginkan. Dalam banyak kasus, sikap ini justru merugikan diri sendiri, baik secara fisik mental maupun emosional. Sebenarnya, tidak ada penyebab tunggal yang dapat mendasari seseorang menjadi people pleaser. Terdapat beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi, apa saja?
1. Takut akan penolakan
People pleaser memilih untuk menyenangkan orang lain dengan berkata maupun berbuat hal yang sebenarnya tidak ingin dilakukan dan tidak sesuai dengan apa yang ia rasakan karena takut mendapatkan penolakan dari orang lain. People pleaser tidak ingin orang lain memperlihatkan ekspresi kebencian kepada dirinya, ingin selalu terlihat sempurna dan tidak ingin mendapatkan kritik maupun hukuman yang sekiranya akan merugikan dirinya sendiri. Kebiasaan tersebut bisa saja muncul karena pola asuh orang tua yang otoriter. Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang dicirikan dengan orang tua mengharuskan seorang anak untuk terus berarti permintaan tanpa memberikan kesempatan pada anak untuk berpendapat. Apabila anak tidak patuh akan diancam atau dihukum. Pola asuh ini akan menyebabkan anak memiliki kedisiplinan dan kepatuhan yang semu.
2. Rendahnya self esteem
Self-esteem diartikan sebagai seorang individu melihat dirinya sendiri yang berhubungan dengan pandangan dari orang lain. Self-esteem yang rendah menyebabkan seseorang tidak bisa menerima siapa diri mereka dan apa yang mereka yakini. Hal ini pun mendorong seseorang untuk bersikap dan hidup sesuai dengan keinginan masyarakat atau orang lain yang mungkin tidak sejalan dengan apa yang diinginkan.
3. Trauma
Pada dasarnya kebiasaan untuk menyenangkan orang lain tidak tiba-tiba muncul, melainkan disebabkan oleh pengalaman yang dialami individu di masa lalu. Kebiasaan menyenangkan orang lain merupakan bentuk respon yang ditunjukkan people pleaser dari stimulus berupa pengalaman tidak menyenangkan yang dialami seseorang. Bersikap baik agar tidak lagi diperlakukan buruk dan menciptakan rasa aman walaupun semu.
Menjadi seorang people pleaser terdapat sangat melelahkan hingga menguras kebahagiaan diri sendiri. Padahal diri sendiri juga patut dipedulikan. Mulailah dengan belajar berkata “tidak”, butuh banyak latihan dan proses memang, namun hal ini tetap perlu dilakukan. Semoga bermanfaat.