Hasil Seleksi Calwu Desa Brondong Diduga Dimanipulasi (Cuplikcom/Andrian)
Cuplikcom - Indramayu - Hasil seleksi Calon Kuwu (Calwu) di desa Brondong kecamatan Pasekan kabupaten Indramayu diduga dimanipulasi, pasalnya proses seleksi dinilai tak transparan dan terkesan ada konspirasi di tingkat panitia, baik panitia tingkat desa maupun panitia tingkat kabupaten.
"Aneh sekali ini seleksinya, ko tanpa ada kabar-kabar, langsung diputuskan hasilnya tanpa ada penjelasan rinci. Ini jelas ada permainan," ungkap Rasba, salah satu timses Calwu kepada media, Rabu (21/4/2021).
Seleksi tersebut terlaksana akibat ada 6 (enam) bakal calon Kuwu yang mendaftar, dan harus diseleksi hingga maksimal 5 (lima) bakal calon untuk bisa ditetapkan sebagai calon.
Materi penilaian seleksi terdiri dari seleksi panitia di tingkat desa sebesar 40 persen, yakni pengalaman pemerintahan (10 persen), tingkat pendidikan (20 persen), dan usia (10 persen). Sementara penilaian yang 60 persen di tingkat panitia kabupaten yang terdiri dari penilaian hasil tes tulis (30 persen) dan wawancara (30 persen).
Rasba mempertanyakan terkait proses seleksi yang terkesan dimanipulasi, untuk tingkat panitia desa, ia menduga panitia memberikan penilaian tidak profesional, terutama penilaian tentang pengalaman dan tingkat pendidikan.
"Masa iya lulusan SMP dan SMA nilainya sama, kan aneh," kesal Rasba.
Sementara proses seleksi di panitia tingkat kabupaten, Rasba menilai ada kejanggalan di hasil tes tulis dan wawancara, pasalnya calon yang memiliki tingkat pendidikan rendah dan tidak ada pengalaman di pemerintahan desa malah hasil nilainya besar.
"Ini sangat tidak masuk akal, harusnya terbuka dong, hasilnya disampaikan salah berapa benar berapa, atau jangan-jangan ada permainan di tingkat panitia Kabupaten," papar Rasba.
Untuk itu, pihaknya mendesak kepada panitia, baik tingkat desa maupun tingkat kabupaten, serta pihak-pihak terkait untuk melakukan seleksi ulang secara adil dan transparan, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
"Kami mendesak khusus desa Berondong harus ada seleksi ulang secara adil dan transparan, karena ini kesannya dimanipulasi," tandasnya.
Sementara Panitia Seleksi Akademik, Syamsul Bachri Siregar, menjelaskan, terkait hasil tes tertulis dan wawancara memang ditugaskan ke Unwir, namun hanya sekedar menyiapkan seleksi dan tidak memutuskan atau menjumlah total hasil seleksi secara keseluruhan, karena itu kewenangan panitia di tingkat kabupaten dan desa.
"Jadi itu kewenangannya panitia tingkat kabupaten dan tingkat desa, hasilnya diputuskan oleh kedua pihak itu. Kami sekedar menyelenggarakan seleksi tertulis dan wawancara saja," jelas Syamsul.