Presiden Republik Indonesia Joko Widodo Bersama Menteri Trenggono (Cuplik.com/Fanny Nurul)
Cuplikcom-Lamongan-Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mendorong besarnya potensi industri perikanan Indonesia, meski terdapat peluang besar, rantai pasok produk perikanan masih perlu ditingkatkan.
Kepala Negara menyatakan, pengaturan rantai pasok, diperlukan untuk menjamin bahan baku seperti udang, rajingan, cumi, dan ikan. Rantai pasok yang baik diyakini akan memberikan nilai tambah.
"Ini menjadi tugas besar dari Pak Menteri KKP (Kelautan dan Perikanan) sehingga dari hulu sampai hilir semuanya memang harus dilihat ada masalah di sebelah mana dan itu yang harus diselesaikan," kata Jokowi usai meninjau produksi PT BMI, Kamis (6/5).
Jokowi berharap produksi perikanan di Indonesia dapat terus bertambah ke depan. Hal itu baik untuk perikanan tangkap mau pun hasil budidaya.
Penjualan perikanan Indonesia pun diharapkan tak lagi hanya pada bahan baku. Kepala Negara Republik Indonesia itu berharap Indonesia bisa menjual produk olahan yang memiliki nilai tambah.
"Artinya sudah masuk ke supply chain global dan nilainya juga tidak sedikit karena sudah dalam bentuk seperti ini. Ini udang, ini juga udang, ada yang sudah siap saji, ada yang tinggal goreng," jelas Jokowi.
Jokowi pun mengapresiasi PT BMI yang telah memasarkan produk olahan perikanan. Pengembangan industri olahan perikanan juga akan menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Dalam kunjungan kerjanya, Presiden Jokowi didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan, pihaknya tengah mengupayakan perbaikan tata kelola pelabuhan di Indonesia agar lebih higienis dan modern.
Khusus untuk PPN Brondong di Lamongan, dia mendukung perluasan area sebab kolam pelabuhan yang ada sudah mulai penuh. Kemudian di pelabuhan nantinya dibangun kawasan industri sehingga proses hulu hingga hilir bisa terintegrasi.
Untuk fasilitas sendiri, PPN Brondong dilengkapi dengan dua coldstorage berkapasitas 400 ton dan 100 ton. Ada pula tempat pengisian bahan bakar untuk kapal-kapal nelayan.
"Kami mendorong agar pelabuhan perikanan menjadi lebih modern dan higienis. Jadi nanti di sini bisa ada kawasan industrinya, ada pasar, ada restoran. Intinya hulu hingga hilir terintegrasi," ungkapnya usai kunjungan kerja.
Ini kali kedua Menteri Trenggono mengunjungi PPN Brondong dalam sepekan terakhir. Kunjungan sebelumnya pada Sabtu 1 Mei 2021 untuk meninjau infrastruktur pelabuhan, berdialog sekaligus menyerahkan bantuan sembako kepada nelayan.
Selain rencana perluasan dan persoalan infrastruktur, alat tangkap yang dipakai nelayan Brondong juga menjadi perhatian kementeriannya. Sebab sebagian besar nelayan di sana masih menggunakan cantrang.
Mengentaskan persoalan ini menurutnya memang perlu tahapan sebab berkaitan dengan mata pencaharian nelayan selama ini. Pihaknya tengah menggodok aturan penggunaan alat tangkap yang lebih ramah lingkungan dan menyiapkan program untuk mendukung nelayan tetap produktif tanpa menggunakan alat tangkap yang lama.
"Kebijakan kita ke depan jelas, yaitu prinsip ekonomi biru. Artinya produktivitas untuk peningkatan kesejahteraan berjalan dan keberlanjutan ekosistem tetap harus dijaga. Jadi alat tangkap yang dipakai harus ramah lingkungan," ungkap Trenggono.