Setelah Melakukan Aksi, Seniman Indramayu Kembali Riang, Pentas Hajat Kini Diizinkan (Cuplikcom/Andrian)
Cuplikcom - Indramayu - Dengan membawa poster dan spanduk bertuliskan tuntutan, ratusan seniman pantura yang tergabung dalam Aliansi Seniman Indramayu Bersatu (Alsiber) menggelar aksi Demo di Depan Pendopo Kantor Bupati Indramayu, Jumat (28/5/2021).
Dalam orasinya, massa mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) Indramayu untuk mengizinkan dan memberikan kelonggaran dalam pementasan seni selama masa pandemi Covid-19.
"Tuntutannya yaitu, seniman meminta kelonggaran untuk beraktivitas dan siap mematuhi protokol kesehatan yang sesuai di masa pandemi ini," kata Perwakilan Aliansi Seniman Indramayu Bersatu, H Muhammad Sidik.
Sementara itu, salah satu seniman yang merupakan Dalang Wayang Kulit, Rusmanto menuturkan, selama diberlakukannya penyekatan terkait Protokol Covid-19, banyak seniman yang menganggur dan kehilangan pekerjaan.
"Banyak juga yang sudah manggung lalu pada akhirnya dibubarkan," ujarnya.
Pada kesempatan itu, sebanyak sebelas perwakilan dari pendemo telah diizinkan masuk ke Kantor Bupati untuk melakukan audiensi setelah sebelumnya dilakukan uji Swab Covid-19 terlebih dahulu.
Dari hasil audiensi tersebut, Bupati Indramayu Nina Agustina, mengabulkan tuntutan pendemo yakni mengizinkan dan memberikan kelonggaran dalam pementasan seni selama masa Pandemi, dengan catatan para seniman dan tuan hajat harus siap mentaati dan mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
Pemerintah Kabupaten Indramayu, melalui Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Maman Kostaman di depan pendemo menyampaikan, bahwa yang menjadi aspirasi dan keinginan para seniman sudah diterima dan diakomodir melalui audiensi.
"Dan kami secepat mungkin akan merubah regulasi paling lambat hari Rabu (2 Juni 2021-red) surat edarannya akan kami rubah," ujarnya.
Kepada para seniman, Maman Kostaman juga turut mengingatkan, dalam pelaksanaan pementasan para seniman diharuskan dan diwajibkan menjaga protokol kesehatan Covid-19.
"Karena kami, tentunya di lapangan tidak mungkin mengawasi masyarakat dan penonton tanpa adanya batuan dari para seniman itu sendiri," tutupnya.