BANGKOK: Pihak Kepolisian Thailand saat ini tengah memburu 10 pimpinan pengunjuk rasa antipemerintah. Surat perintah penangkapan juga telah diterbitkan untuk mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang kini berada di pengasingan.
Pihak berwenang saat ini tengah melakukan pengecekan di sejumlah bandar udara untuk mencegah para pemimpin unjuk rasa melarikan diri ke luar negeri.
Thaksin yang saat ini lebih banyak berada di luar negeri dituduh hampir setiap malam tampil lewat video dan menyerukan "Revolusi" kepada para pengunjuk rasa untuk membuat situasi di ibu kota Negeri Gajah Putih itu chaos. Thaksin terusir dan lebih banyak tinggal di luar negeri sejak kudeta militer tahun 2006. Terakhir dia diketahui berada di Dubai.
Sehari sebelumnya, atau Selasa kemarin, para pengunjuk rasa yang mengenakan pakaian berwarna merah terlibat bentrok dengan polisi, tentara, dan penduduk. Dua orang tewas dalam aksi unjuk rasa berdarah itu, sementara 123 orang terluka. Aksi yang melibatkan 2.000-an orang itu sempat diwarnai dengan pembakaran bus-bus angkutan umum.
Para pengunjuk rasa menuntut PM Abhisit mengundurkan diri dan mendesak dilaksanakannya pemilihan umum segera. Mereka menuding kepemimpinan Abhisit yang diraih lewat kudeta militer sebagai tidak sah.
Aksi mereka mencapai puncaknya pada hari Minggu lalu, ketika para pengunjuk rasa sempat menghadang dan melempari mobil dinas yang ditumpangi PM Abhisit. Atas kondisi itu, Abihisit kemudian menetapkan darurat sipil pada hari Minggu petang.
Meski sudah ditetapkan sebagai darurat sipil, aksi massa tetap berlangsung pada hari Senin dan Selasa. Pada hari Selasa, bahkan massa yang selalu mengenakan pakaian berwarna merah dalam aksinya, massa penentang Thaksin dalam unjuk rasa sebelumnya mengenakan pakaian berwarna kuning, membakar bus-bus umum. Bentrok dengan polisi, tentara, dan warga sipil pun tak terhindarkan.