Ratusan Peserta Aksi Tolak PPKM di Bandung Ditangkap Polisi (Cuplikcom/Andrian Supendi)
Cuplikcom-Bandung-Sebanyak 150 peserta aksi tolak perpanjangan PPKM darurat di Kota Bandung ditangkap aparat kepolisian. Beberapa di antaranya dinyatakan reaktif Covid-19 usai tes swab antigen.
"Yang diamankan sebanyak 150 orang, kita lakukan penangkapan. Adapun 150 orang itu ada yang kita lakukan swab antigen," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya, di halaman Gedung Sate, Bandung, Rabu (21/7) dikutip CNN Indonesia.
Dari 150 orang yang ditangkap, 9 berstatus sebagai mahasiswa, 36 siswa SMA dan sederajat, 6 siswa SMP, 34 orang pengangguran dan putus sekolah, serta 65 orang lainnya.
Tes swab antigen kepada massa aksi masih dilakukan pihak Polrestabes Bandung.
"Hasil sementara ini baru tiga orang reaktif. Makanya kerawanan penyebaran akibat kerumanan ini bahaya seolah tidak ada covid," ujarnya.
Ulung mengatakan pihaknya turut menyita lima bom molotov dari massa aksi tolak PPKM darurat. Ia menuding massa aksi ini ingin membuat Bandung tak kondusif.
"Bom molotov ini sudah dipersiapkan mereka. Memang mereka ingin membuat Kota Bandung tidak kondusif maka mereka mengajak masa yang tidak suka PPKM sehingga mendiskreditkan pemerintah," katanya.
Kronologi Penangkapan
Ulung menjelaskan aksi unjuk rasa dimulai dari ajakan di media sosial yang dilakukan oleh mahasiswa dan gabungan ojol serta pedagang kaki lima. Namun, ojol dan pedagang memisahkan diri dari aksi demonstrasi.
"Adapun mahasiswa yang tadi melakukan unjuk rasa kurang lebih 150 dan itu ditunggangi pihak lain yang akan membuat Kota Bandung tidak kondusif. Sehingga dalam pelaksanaan aksi mereka melakukan long march ke Gedung Sate," ujarnya.
Dalam perjalanan ke Gedung Sate, massa menduduki perempatan Jalan Dago-Sulanjana. Belum sampai ke Gedung Sate, mereka menutup jalan dengan melakukan orasi sehingga terjadi kemacetan yang panjang.
"Kedua, mereka melakukan perusakan di sekitar jalan sehingga ada 60 pot yang dirusak dan akhirnya kami membubarkan mereka agar Kota Bandung kondusif kembali dan jalan bisa dipakai masyarakat umum," kata Ulung.
"Kenapa kita bubarkan? Karena tidak mematuhi protokol kesehatan tidak memakai masker, berkerumun," ujarnya menambahkan.
Sebelumnya, ratusan orang menggelar aksi demonstrasi menolak penerapan PPKM darurat di Kota Bandung, Rabu (21/7).
Dalam aksi yang berlangsung di depan Balai Kota Bandung itu, mereka menilai pemberlakuan PPKM yang dilakukan mulai dari pusat hingga daerah dianggap tidak berdampak terhadap pengendalian Covid-19 dan malah menyengsarakan masyarakat.
Pemerintah diketahui mengubah istilah PPKM Darurat menjadi PPKM Level mulai dari level 1-4. Kota Bandung sendiri termasuk PPKM Level 4, yang asesmennya ditentukan Kementerian Kesehatan merujuk laju penularan covid-19 dan fasilitas layanan kesehatan.