Pemakaman Pasien COVID-19 di TPU Rorotan Jaktim (Cuplikcom/ M.Riko Indrianto)
Cuplikcom-Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang PPKM level 4 hingga 9 Agustus 2021. Kebijakan ini berlaku di wilayah Jawa dan Bali, maupun luar Pulau Jawa. Pada hari pertama berlakunya perpanjangan Selasa (3/8/2021) ada tambahan kasus baru masih sebanyak 33.900 orang, sehingga totalnya 3.496.700 orang.
Meski ada tren penurunan kasus, namun kasus kematian masih tetap tinggi. Hari ini saja ada tambahan 1.598 kasus kematian, sehingga totalnya 98.889 orang. Jika penanganan Covid-19 tidak terkendali maka bisa kasus kematian bisa terus meningkat dan menembus 100 ribu jiwa.
Saat ini provinsi dengan angka kematian tertinggi yakni Jawa Timur sebanyak 21.331 orang dengan tambahan 319 kasus kematian. Namun angka kematian tertinggi hari ini dicatatkan oleh Jawa Tengah sebanyak 406 orang, sehingga jumlahnya 20.427 orang.
Selanjutnya DKI Jakarta 12.466 orang dengan tambahan kasus kematian 68 orang. Sementara Jawa Barat 9.818 orang dengan tambahan 139 kasus kematian. Lalu, DI Yogyakarta 3.590 orang dengan tambahan 85 kasus kematian hari ini.
Saat ini kasus aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan mencapai 524.142 orang, dan naik dibandingkan kemarin sebanyak 523.164 orang.
Sementara itu, tambahan kasus sembuh juga mengalami kenaikan/penurunan sebanyak 31.324 dibanding hari sebelumnya yang tercatat 32.807 orang. Secara total, kasus sembuh dalam sehari sebanyak 2.873.669 orang.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mencatat kematian akibat Covid-19 saat ini lebih cepat dibanding sebelumnya. Dia mengatakan, sebelumnya kematian rata-rata 8 hari dirawat di RS. Sementara saat ini, kematian dirawat di RS 4,8 hari lebih cepat.
"Kemudian dulu di IGD hampir tidak ada. Orang datang sakit, masuk IGD, diperiksa, tunggu ada kamar. Kondisi buruk di ICU, meninggal di ICU," katanya saat taklimat media secara virtual, Senin (2/8/2021).
Sementara itu, dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, kematian di IGD tercatat tinggi. Hal itu membuat pasien sangat singkat dirawat di RS sebelum meninggal. Hal ini menjadi perhatian dan harus lebih teliti kenapa bisa terjadi kematian di IGD.
"Kita sudah lihat sebagian besar masuk karena saturasi sudah rendah. Kelihatan pasien masuk RS saturasi di bawah 90 itu rendah. Sudah di bawah 94 harus dirujuk," ujarnya.
ia juga menegaskan, kematian yang terjadi akibat Covid-19 lebih banyak terjadi pada pasien yang belum divaksin. Sebagai contoh di Jakarta misalnya. Kematian akibat Covid-19 memang lebih banyak kepada masyarakat yang belum vaksinasi.
"Yang wafat sudah divaksin 0,21% dibanding wafat belum divaksin sampai sekitar 3%. Sebanyak 10 kali lipat lebih baik," tegasnya.