(Cuplikcom/Fanny Nurul)
Cuplikcom-Jakarta-PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya Pertamina Hulu Rokan (PHR) resmi mengelola wilayah kerja (WK) Rokan atau Blok Rokan, Riau, sejak Senin (9/8/2021) pukul 00.01 WIB.
Sebelumnya, Blok Rokan dikelola perusahaan asal Amerika Serikat Chevron yang telah menjadi pengelola minyak bumi di Indonesia selama 97 tahun
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pengelolaan WK Rokan oleh Pertamina menjelang hari Kemerdekaan Republik Indonesia, merupakan kebanggaan bagi perseroan dan bangsa Indonesia, serta wujud dukungan dari segenap bangsa Indonesia sehingga alih kelola berjalan dengan baik.
Untuk memastikan kelancaran proses alih kelola, kata Nicke, Pertamina melalui PHR juga telah membentuk tim transisi yang bertugas memastikan kelancaran operasi, terutama di aspek subsurface, operasi produksi, project and facility engineering, operasi K3LL, hingga ke aspek sumber daya manusia, finansial , komersial, asset supply chain management serta IT.
“Hal yang tidak kalah penting dalam proses alih kelola ini, kami mengingatkan kembali mengenai high risk pengelolaan usaha migas, tidak hanya proses kehandalan tapi aspek HSSE (Health, Safety, Security and Environment) tetap menjadi perhatian kita semua,” kata Nicke dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/8/2021) malam
Kepada seluruh manajemen dan pekerja PHR, Nicke berpesan agar terus fokus menjalankan amanah dari pemerintah untuk memberikan yang terbaik bagi negara, masyarakat dan bangsa melalui pengelolaan Blok Rokan agar dapat mewujudkan kemandirian dan kedaulatan energi Indonesia.
"Pertamina juga memiliki amanah lainnya, yaitu mendukung program pemerintah mencapai produksi minyak mentah satu juta barrel oil per day (BOPD) dan 12 miliar standard cubic feet per day (BSCFD) di tahun 2030," tutur Nicke.
Menurutnya, hingga akhir tahun ini, PHR merencanakan pengeboran 161 sumur baru, termasuk sisa sumur dari komitmen operator sebelumnya.
"Untuk 2022, PHR merencanakan pengeboran kurang lebih sebanyak 500 sumur baru," paparnya.
Kegiatan pengeboran tersebut akan didukung dengan penyiapan tambahan 10 rig pemboran, sehingga secara total tersedia 16 rig pemboran serta 29 rig untuk kegiatan Work Over & Well Service yang merupakan mirroring dari kontrak sebelumnya.
Chevron Pamit
Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak mengungkap rasa terima kasihnya kepada pemerintah Indonesia hingga pemerintah provinsi Riau dalam memberikan kepercayaan kepada Chevron selam 97 tahun untuk menghasilkan minyak di Indonesia.
"Terima kasih atas penghargaan sebesar-besarnya kepada pemerintah RI dan provinsi Riau, Kabupaten/Kota di Riau dan komponen masyarakat di wilayah kerja yang selama berpuluh tahun menjadi pengusaha minyak di RI," kata dia dalam acara Serah Terima WK Rokan secara virtual Minggu malam, dikutip Senin (9/8/2021).
Dia mengungkap proses transisi yang dilakukan Chevron Indonesia, SKK Migas, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah berlangsung pada 2,5 tahun belakangan sesuai aturan Pemerintah Indonesia. Proses transisi itu di antaranya melakukan pengembalian data hingga pelaporan aset.
"Atas itu untuk mempertahankan produksi dan memperlancar proses transisi, kita juga melakukan program pengeboran di lebih dari 100 sumur, melakukan migrasi data, dan melakukan lisensi aplikasi dan banyak kegiatan lainnya," lanjutnya.
Ia juga berharap selain melakukan eksplorasi dan produksi minyak bumi, segala sarana prasarana yang dibangun juga oleh Chevron menjadi warisan penting untuk warga Riau dan masyarakat Indonesia.
"Kami juga berperan dalam pembangunan sarana dan prasarana jalan, gedung, tempat ibadah fasilitas kesehatan, pendidikan, dan peningkatan sumber daya manusia, semua ini bisa menjadi warisan masyarakat Riau khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya," tambanya.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto berharap, produksi Blok Rokan dapat mencapai 165 ribu barel per hari pada akhir 2021, dengan tambahan sumur-sumur baru yang dibor tahun ini.
"Dalam rangka mendukung capaian 1 juta BOPD pada tahun 2030, maka sejak dua tahun lalu kami bekerja keras, mengusahakan agar alih kelola berjalan lancar dan tingkat produksi minyak pada akhir masa kontrak PT CPI dapat dipertahankan," paparnya.
"Ini merupakan hal penting bagi bangsa dan negara mengingat Blok Rokan saat ini masih mendukung 24 persen produksi nasional dan diharapkan tetap menjadi wilayah kerja andalan Indonesia,” sambung Dwi.
Satu di antara usaha SKK Migas untuk mengawal alih kelola WK Rokan adalah menginisiasi Head of Agreement (HoA) yang menjamin investasi PT CPI pada akhir masa kontrak.
Hasilnya, sejak HoA ditandatangani pada 29 September 2020 hingga 8 Agustus 2021, telah dilakukan pemboran 103 sumur pengembangan.
Selain pemboran, SKK Migas juga mengawal 8 isu lain yang menjadi kunci sukses alih kelola, yaitu migrasi data dan operasional, pengadaan chemical EOR, manajemen kontrak-kontrak pendukung kegiatan operasi, pengadaan listrik, tenaga kerja, pengalihan teknologi informasi, perizinan dan prosedur operasi serta pengelolaan lingkungan.