Jum'at, 10 Januari 2025

Nina Agustina; Harapan Baru Rakyat Indramayu

Nina Agustina; Harapan Baru Rakyat Indramayu

OPINI
30 Agustus 2021, 21:58 WIB

CuplikCom-Nina-Agustina-Harapan-Baru-Rakyat-Indramayu-30082021220244-bupati-indramayu-dfdfdfdf344.jpg

Bupati Indramayu Nina Agustina (Cuplikcom/ist)

Oleh: Tono TN
(Pegiat Sosial, Alumni Fakultas Filsafat UGM)

Enam tahun lalu, ketika masih menempuh pendidikan di Yogyakarta, saya berkenalan dengan seorang dosen antropologi di salah satu kampus ternama di Indonesia. Dia termasuk orang yang saya kagumi karena banyak menulis buku ‘berat’ dengan kualitas ulasan yang tak sembarangan. Penguasaannya dalam filsafat ilmu dan ekonomi politik menjadikannya didaulat sebagai salah satu pengampuh kolom di media daring yang menjadi pujaan kalangan mahasiswa yang gandrung dengan pemikiran progresif.

Dalam perkenalan itu saya sempat dibikin kaget dan tak percaya pada satu hal. Bukan pencapaian dan tulisan-tulisan bernasnya yang membuat saya kaget, melainkan kenyataan bahwa dia berasal dari Indramayu. Tempat kelahiran dan asal yang sama dengan saya sendiri.

Jujur saja, saya ketika itu memandang tanah kelahiran sendiri dengan sebelah mata. Dalam benak saya Indramayu hanyalah kabupaten yang suram. Saya lahir di desa pinggran kota mangga. Dari sana pandangan saya terhadap Indramayu terbentuk.

Dalam keseharian yang saya lihat dari kecil sampai beranjak dewasa adalah anak-anak yang kesulitan hanya untuk menempuh pendidikan. Untuk sekedar bisa menempuh pendidikan menengah atas saja sulit, apalagi berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Jika pun ada yang bisa menempuh pendidikan kuliah pasti hanya untuk tujuan mendapatkan pekerjaan yang layak. Sehingga, sulit bagi saya membayangkan ada orang hebat yang berasal dari Indramayu.

Apa yang sering saya lihat dan dengar justru tetangga, teman, bahkan saudara perempuan yang harus bersusah payah menjadi tenaga kerja asing di negera lain. Tak sedikit dari mereka yang mengalami nasib buruk di negeri orang. Keluhan-keluhan orang-rang disekitar soal pendapatan yang tak menentu, susahnya mencari pekerjaan, bahkan tetangga yang tak mampu membawa suaminya yang sakit parah ke rumah sakit, menjadi kabar yang sehari-hari saya dengar dan lihat.

Pembaca bisa mengutuk saya, karena menjadikan apa yang terlihat dalam keseharian di kampung yang notabene pinggiran sebagai dasar atas pandangan saya secara umum terhadap Indramayu. Daerah yang ‘secara normal’ semestinya saya banggakan sebagai tempat kelahiran dan tumbuh besar.

Akan tetapi saya yakin, pembaca tak akan bisa menyangkal kebenaran kesan saya terhadap daerah ini, ketika melihat data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indramayu yang rendah. Di Jawa Barat peringkat IPM kita menempati posisi lima besar, sayangnya bukan yang tertinggi melainkan yang terendah. Kita bahkan tertinggal dari tetangga-tetangga di kawasan Ciayumajakuning.
 

Nina Mampu Membaca Potensi Indramayu

Nina Agustina benar ketika berkata: "Potensi Indramayu sangat besar untuk dikembangkan, kita punya garis pantai terpanjang di Jawa Barat dengan potensi hasil laut yang melimpah, hasil pertanian padi kita nomor satu di Indonesia dan sumber daya manusia kita sebenarnya tidak kalah dengan daerah lain”. Indramayu dilimpahkan anugrah potensi alam yang kaya raya. Belakangan, saya pun insyaf, sumber daya manusia yang dimiliki oleh kabupaten ini tak seburuk yang saya pikirkan dulu.

Selain dosen antropologi yang saya kenalkan di muka, saya masih punya banyak teman yang cerdas, berprestasi, memiliki keahlian yang dibutuhkan pembangunan dan perkembangan zaman, juga lulusan-lulusan dari unversitas-unversitas terbaik negeri ini. Artinya, banyak sekali putra-putri Indramayu yang memiliki kemampuan, keahlian, dan prestasi yang saat ini tersebar di seluruh penjuru negeri bahkan dunia.

Ketika sumber daya alam yang melimpah ditangani oleh sumber daya manusia yang berkualitas, semestinya sulit untuk membayangkan IPM Indramayu sedemikian rendah. Sayangnya, kenyataan tak semanis yang seharusnya. Bertahun-tahun pembagunan Indramayu tak mampu mengentaskan posisi IPM kita beranjak dari zona terendah. Ini menandakan pemerintah Indramayu gagal memformulasikan kebijakan yang mampu mengangkat pendidikan, kesehatan, dan ekonomi ke garis tinggi.
 

Nina Mau Turun ke Bawah

Beberapa hari ini, saya membaca berita di media online soal Indramayu, terutama saya ingin melihat apa yang dilakukan oleh Nina Agustina sebagai Bupati baru. Di masa jabatan yang masih seusia jagung yang dilakukan oleh Nina harus kita apresiasi. Ia bersedia mengunjungi dan merespon keluhan masyarakat dan nelayan Ujunggebang bahkan di hari libur. Ia dengan tegas menyatakan perang terhadap mafia air persawahan yang menjerat petani dan mampu menyelesaikan persoalan tersebut di Losarang. Ia bahkan berhasil menurukan level Indramayu menjadi level 2 dalam persoalan pandemi Covid-19.

Akan tetapi, apa yang paling mengesankan bagi saya adalah langkah-langkah yang mulai dilakukan Nina dalam upaya mengangkat IPM Indramayu. Kesadarannya akan potensi yang dimilki Indramayu membuat ia dengan segera mengambil langkah berkerjasama dengan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jakarta. Kerjasama ini sangat strategis untuk meningkatkan peluang anak Indramayu bisa mengenyam pendidikan tinggi, dan juga mulai mendirikan lembaga riset dan pengembangan di sini.

Potensi alam Indramayu yang kaya ini akan sangat tepat jika dikelola dan dikembangkan dengan berdasar pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, pembangunan pusat kajian, penelitian, dan pengembangan sangat mendesak didirikan di Indramayu. Sebagai awalan kerjasama dengan UPN Jakarta sangatlah tepat dilakukan oleh Nina Agustina. Tentu saja, selanjutnya, kerjasama dengan kampus lain sekaliber Unpad, UI, ITB, IPB, juga UGM harus diilakukan guna meningkatkan hasil dari pengelolahan sumberdaya alam kita.
 

Kepada Putra-Putri di Luar Daerah, Nina: Pulanglah ke Indramayu..!

Bukan hanya itu, keinginan Nina untuk memanggil pulang putra-putri daerah demi pembangunan Indramayu, juga merupakan langkah yang harus didukung. Sebagaimana sudah saya sampaikan di muka, kita memiliki banyak potensi sumberdaya manusia yang mumpuni untuk membangun tanah kelahirannya. Pengetahuan, pengalaman, jaringan mereka, seperti yang dungkapkan oleh Nina, adalah modal penting untuk membangun Indramayu. Mereka dapat melakukan pelatihan, mengembangkan pendidikan dan keilmuan, serta memanggil investor untuk Indramayu.

Langkah-langkah Nina Agustina seperti menjadi secercah harapan dari masa-masa suram pembanguan Indramayu di masa lalu menuju masa depan yang terang. Bukan tdak mungkin, jika semua langkahnya konsisten, kita akan melihat bangunan-bangunan pusat kajian dan penelitian di Indramayu, perpustakaan-perpustakaan dengan banyak buku dan pembaca di dalamnya, ruangruang diksusi, bahkan universtas ternama akan berdiri di tanah ini.

Juga bukan mustahil, kita akan melihat hasil pengelolaan ikan, garam, dan sawah di ndramayu semakin melimpah ruah karena memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir. Di saat itu, IPM kita akan benar-benar berada di posisi lima besar, bukan lagi sebagai yang terendah tapi tertinggi, bukan hanya di Jawa Barat tapi Indonesia.

Nina terpilih dengan mengemban harapan rakyat Indramayu yang merindukan perubahan. Langkahnya semakin menjanjikan perubahan itu. Ya, semoga saja, Nina Agustina dapat benarbenar mewujudkan perubahan yang didambakan dan menumbangkan sejarah lama pembangunan Indramayu yang kelam, seperti ketika ia berani merobohkan tembok Pendopo yang selama ini menjadi simbol keangkuhan kekuasaan masa lalu.***


Penulis : Opini
Editor : Redaksi

CURHAT RAKYAT

Kemenparekraf Gandeng Merry Riana Group Tingkatkan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menjalin kerja sama dengan Merry Riana Group dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekonomi kreatif. Kolaborasi ini bermula dari kunjungan Menteri Pariwisata dan E

Workshop Gerabah Sitiwinangun Kabupaten Cirebon

Sitiwinangun adalah nama sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Desa ini sudah lama dikenal sebagai pusat kerajinan gerabah terbesar dan masih bertahan di wilayah Kabupaten Cirebon. Dapat dikatakan kerajinan gerabah Sitiwi

Ikan gurame terbesar sedunia di Bandung

Ikan gurame ini saya pelihara dari seukuran silet hingga besar seperti ini dalam waktu 5 tahun. Ikan gurame ini jenis bastar & berkelamin betina.

TERBARU LAINNYA

IKLAN BARIS

Ruqyah Islami wilayah Indramayu dan sekitarnya, Hub Ustadz ARI wa 0877-2411-1128
layanan terapi hati ,kesembuhan luka batin,fobia,anxiety ,cemas, hidup sial,tak bahagia ,rezeki seret,psikomatik dan semua yang urusan pikiran ,bisa konsultasi wa 0813 5227 9928 /bang rudy insyaalllah
Bakso Goyang Lidah depan Gardu Induk Singajaya, menggoda selera. Kualitas Daging Sapi terjamin.
Hadir FRENDOT jasa pembuatan stiker, kalender, plakat, cetak ID card dan banyak lainnya lokasi depan RS MM Indramayu
Jasa Foto / Video Wedding dan Prewedding, Live Streaming Indramayu dan sekitarnya, Harga Terjangkau Kualitas Cemerlang. Cuplik Production WA 081312829503