Menteri BUMN, Erick Thohir (Cuplikcom/Fitriyah)
Cuplikcom-Jakarta-Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan pembentukan Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan di bawah Indonesia Financial Group (IFG) atau Bahana bertujuan agar perusahaan-perusahaan asuransi pelat merah ini tetap menjalankan bisnis sesuai dengan bisnis intinya.
Dengan demikian tidak terjadi kanibalisme di industri asuransi dalam negeri. Kanibalisme ini yang dinilai menjadi sebab kenapa tarif premi reasuransi (perusahaan asuransi mengasuransikan risikonya ke asuransi lain) di luar negeri (LN) menjadi mahal.
Menteri Erick mengatakan setelah masuk ke dalam holding, diharapkan perusahaan-perusahaan asuransi ini tak lagi saling 'kanibalisme' di bisnis asuransi lain.
"Nah karena ini sekarang kita tata kembali bahwa Jamkrindo, Jasa Raharja, Jasindo, harus kembali ke fokus bisnisnya, apalagi sudah di-holdingkan di IFG, ngapain saling kanibal," kata Erick dalam sebuah diskusi, Kamis (16/9/2021).
Peran penting lainnya dari holding asuransi yang dibawahi oleh PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau BPUI atau brand baru IFG ini adalah menyelesaikan restrukturisasi nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang merupakan mandat dari pemerintah.
"Karena itu bersama Kejaksaan Agung, kami di kementerian dan dukungan Kementerian Keuangan memastikan oknum yang korupsi Jiwasraya dituntut setinggi-tingginya. Tapi yang bermasalah dengan ponzi [skema ponzi] kita coba tata ulang dengan kompensasi yang sesuai dengan restrukturisasi jadi ga semata profit oriented, kita pastikan SOP yang selama ini korup," jelas dia.
Dia mengatakan, IFG nantinya dalam pengembangan industri keuangan melalui layanan investasi, perasuransian dan penjaminan.
Adapun holding asuransi ini beranggotakan PT Jasa Raharja, PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Bahana Kapital Investa, dan PT Graha Niaga Tata Utama.