Mendikbudristek, Nadiem Makarim Saat Jumpa Perss PPKM Virtual, Senin 27 September 2021 (Cuplikcom/Nabila Ebivalia)
Cuplikcom-Jakarta-Dalam beberapa hari terakhir heboh adanya klaster Covid-19 saat diterapkannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim meluruskan perihal tersebut, menurutnya angka yang tersebar merupakan data kumulatif bukan dalam satu bulan.
"Angka 2,8% satuan pendidikan data kumulatif bukan data satu bulan. Masa covid bukan dari bulan terakhir PTM terjadi, 2,8% dilaporkan sekolah itupun belum tentu melaksanakan PTM," kata Nadiem dalam Jumpa Pers, Senin (28/9/2021).
Selain itu terdapat data-data seperti 15 ribu murid dan 7 ribu guru, yang disebut Nadiem sebagai laporan mentah dan banyak eror. Menurutnya ada sekolah dengan jumlah positif melampaui jumlah murid yang ada di sekolah tersebut.
Dia menekankan untuk tetap berfokus pada laporan yang ada, terutama yang disajikan oleh Kementerian Kesehatan.
"Berfokus pada data yang ada, terutama data dari Kemenkes yang mendapatkan berbagai macam test result dan sampling," ujarnya.
Salah satu yang ramai diberitakan adalah adanya 25 klaster Covid-19 selama PTM terbatas di Jakarta. Namun berdasarkan penelusuran di lapangan, survey yang dilakukan Dirjen PAUD Dikdasmen merupakan survey pada responden sekolah dan bukan hasil surveilans Dinas Kesehatan mengenai kasus positif yang ditemukan.
Dalam kesempatan yang sama, Nadiem juga menyebutkan terdapat dua kolaborasi pihaknya dengan Kementerian Kesehatan. Pertama adalah sekolah mendukung random testing sampling.
Nadie menyebut akan menutup sekolah apabila positivity ratenya mencapai lebih dari 5%. Dengan begitu akan lebih valid dan tidak merugikan.
"Integrasi Peduli Lindungi dan mengimplementasi program di sekolah," ungkapnya.