Selasa, 22 April 2025

Ketidak pahaman Orang Tua Akibatkan Gizi Buruk Anak

Ketidak pahaman Orang Tua Akibatkan Gizi Buruk Anak

GAYA HIDUP
20 April 2009, 16:41 WIB
Cuplik.Com - Supriyadi (1,6 tahun) balita asal Desa Kalasan RT13/14, Kecamatan Kasemen Kota Serang pada awal Maret lalu akhirnya meninggal dunia di rumahnya setelah sempat selama tiga pekan dirawat di RSUD Serang karena menderita gizi buruk.

Sarmawi (35 th), orang tua anak balita tersebut mengatakan, bayinya hanya memiliki berat badan empat kilogram dari berat ideal pada bayi seusianya yaitu enam kilogram dan Suriyadi selama tiga pekan menderita berbagai penyakit yang disebabkan kondisi gizi buruk.

Supriyadi mengidap berbagai penyakit, antara lain demam tinggi, jantung, liver, dan muntah-muntah. Bahkan selama dalam perawatan di rumah sakit, anak itu tidak mau makan dan minum susu, kata Samawi.

Kasus balita yang meninggal karena kekurangan gizi senantiasa menjadi pemberitaan media massa, karena mampu mengundang perhatian dan kepedulian masyarakat luas terhadap kondisi ironis yang menimpa anak-anak penderita gizi buruk di zaman modern seperti sekarang ini. Apalagi kasus kematian balita dan anak-anak tersebut terjadi di daerah-daerah yang jaraknya tidak jauh dari ibukota kabupaten, provinsi dan ibukota negara.

Sarmawi hanya salah satu potret dari ribuan orang tua dengan balita penderita gizi buruk yang berada di pelosok Tanah Air dan juga wilayah-wilayah lain di dunia khususnya di negara-negara berkembang, seperti Filipina, Srilanka

Malnultrisi telah mengancam kesehatan dan kesejahteraan dan masa depan banyak anak-anak di negara berkembang, termasuk di Indonesia.

Menurut data nasional, terdapat 18,4 persen anak-anak di bawah usia lima tahun yang mengalami kekurangan berat badan dengan angka pertumbuhan di bawah normal (stunting) sebesar 36,8 persen yang merupakan indikator adanya kekurangan nutrisi yang kronis.

Malnultrisi pada anak erat kaitannya dengan kemiskinan dan kebodohan serta adanya faktor budaya yang memengaruhi pemberian makanan tertentu meski belum layak di konsumsi di usianya.

Banyaknya anak-anak penderita kekurangan gizi dan gizi buruk di sejumlah wilayah di Tanah Air disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak mereka karena umumnya pendidikan rendah dari orang tua serta faktor kemiskinan.

Sementara faktor budaya juga turut andil melalui kebiasaan turun-temurun untuk memberikan nasi lembek dan buah pisang yang dilembutkan kepada bayi-bayi masih berusia di bawah empat bulan untuk alasan agar anak menjadi cepat besar.

Bahkan, karena alasan kemiskinan maka banyak anak balita yang sehari-hari mengkonsumsi makanan yang sama dengan makanan orang tua mereka dan makanan dengan lauk kerupuk atau jenis makanan ringan yang memiliki bahan perasa sangat kuat.

Entin (20 th ) ibu seorang balita yang bekerja sebagai buruh cuci pakaian di Bekasi mengaku karena keterbatasan penghasilan setiap hari hanya mampu memberikan satu kali susu untuk anak balitanya, Yanti (2,5 th) .

Susu yang diberikan kepada Yanti bukan merupakan susu bayi tetapi susu kental manis yang tidak cocok untuk anak balita.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jabar, Alma Luciati mengakui, ada 1,01 persen balita di Jabar menderita gizi buruk. Anak balita yang masuk dalam kategori gizi kurang mencapai 380.673 orang dari 3.536.981 anak balita yang ditimbang melalui kegiatan posyandu.

"Masalah gizi memang banyak ditemukan dalam kehidupan, termasuk di Jabar. Karena masalah gizi ini memang terjadi dalam setiap siklus kehidupan, bayi, balita, anak-anak, remaja, maupun orang dewasa pasti mengalami kekurangan gizi. Oleh karena itu, ini menjadi masalah yang harus ditanggulangi bersama secara komprehensif, " katanya.

Kasus gizi buruk dan kurang gizi di Jawa Barat, di antaranya di Indramayu, Bekasi, Karawang, Sumedang, Tasikmalaya, dan Kabupaten Bandung.

Melalui sosialisasi soal pola hidup sehat, maka tahun ini juga kasus gizi buruk dan kurang bisa ditekan. Luciati mengatakan, salah satu kendala dalam mengatasi kasus gizi buruk saat ini, adalah belum maksimalnya partisipasi masyarakat terhadap program kesehatan pemerintah.

Namun pihaknya menargetkan, kasus gizi buruk dan kurang bisa tertangani seluruhnya hingga tahun 2010.

Penulis :
Editor :

Tag :

CURHAT RAKYAT

Kemenparekraf Gandeng Merry Riana Group Tingkatkan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menjalin kerja sama dengan Merry Riana Group dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekonomi kreatif. Kolaborasi ini bermula dari kunjungan Menteri Pariwisata dan E

Rilis Lagu Terbaru, Miss Merry Riana Ungkap Fakta

Fakta mengejutkan terungkap dari Miss Merry Riana. Siapa sangka Entrepreneur, Investor dan Content Creator ini menyanyikan sebuah lagu rohani? Berawal di akhir bulan Januari 2023, pada saat itu Produser Impact Music Indonesia, Alberd Tanoni meminta Ms

Ikan gurame terbesar sedunia di Bandung

Ikan gurame ini saya pelihara dari seukuran silet hingga besar seperti ini dalam waktu 5 tahun. Ikan gurame ini jenis bastar & berkelamin betina.

TERBARU LAINNYA

IKLAN BARIS

layanan terapi hati ,kesembuhan luka batin,fobia,anxiety ,cemas, hidup sial,tak bahagia ,rezeki seret,psikomatik dan semua yang urusan pikiran ,bisa konsultasi wa 0813 5227 9928 /bang rudy insyaalllah
Ruqyah Islami wilayah Indramayu dan sekitarnya, Hub Ustadz ARI wa 0877-2411-1128
Hadir FRENDOT jasa pembuatan stiker, kalender, plakat, cetak ID card dan banyak lainnya lokasi depan RS MM Indramayu
Bakso Goyang Lidah depan Gardu Induk Singajaya, menggoda selera. Kualitas Daging Sapi terjamin.
Jasa Foto / Video Wedding dan Prewedding, Live Streaming Indramayu dan sekitarnya, Harga Terjangkau Kualitas Cemerlang. Cuplik Production WA 081312829503