Foto: LRT Jabodebek Tabrakan saat uji coba (Cuplikcom/Riko)
Cuplikcom-Jakarta-Dua rangkaian kereta atau trainset Light Rail Transit (LRT) Jabodebek mengalami tabrakan di kawasan Cibubur, Jakarta Timur pada Senin (25/10/2021) siang.
Kejadian ini sempat viral di media sosial setelah salah satu akun di Instagram menggunggah kejadian tersebut.
Terdapat sejumlah fakta yang diungkapkan oleh PT INKA.
Berikut 5 fakta terkait tabrakan LRT di Cibubur:
1 Tahap Uji Coba
Juru Bicara Kementerian Perhubungan RI, Adita Irawati membenarkan peristiwa tabrakan kereta LRT di Kawasan Cibubur.
Adita mengatakan, kejadian tabrakan itu terjadi saat proses uji coba yang dilakukan oleh PT Industri Kereta Api (PT INKA).
Lebih lanjut, ia menegaskan, kejadian itu juga menjadi ranah dari PT INKA.
"Ini masih dalam uji coba oleh pihak INKA," kata Adita kepada wartawan, Senin (25/10/2021).
Hal senada pun disampaikan Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto. Farid mengatakan, uji coba merupakan ranah INKA, sedangkan pihaknya merupakan penyedia prasarana.
Namun, ia memastikan, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan pihak INKA atas kejadian itu.
2.Human Error
Direktur Utama PT INKA, Budi Noviantoro menduga tabrakan kereta LRT di Kawasan Cibubur disebabkan akibat human error.
Human error diduga terjadi karena masinis kereta melakukan proses langsir terlalu cepat.
“Makanya saya bilang tadi ada human error di mana masinis pada saat langsir ini kecepatannya melebihi,” kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (25/10/2021).
Adapun langsir merupakan proses pergerakan rangkaian kereta, khususnya gerbong dan lokomotif, untuk berpindah jalur rel.
Budi menjelaskan, kecelakaan terjadi antara trainset (rangkaian kereta) LRT nomor 20 dan trainset nomor 29 di antara Stasiun Ciracas dan Stasiun Harja Mukti atau sekitar Cibubur.
Saat itu, Budi mengatakan, tengah dilakukan uji coba, kemudian trainset 29 hendak berpindah jalur dan diduga bergerak terlalu cepat sehingga bertabrakan.
“Pada saat trainset 29 dari Ciracas itu mau bergabung ke arah Harja Mukti terjadi benturan,” ungkapnya.
Kendati demikian, Budi menyatakan, untuk mengetahui kepastian penyebab kecelakaan LRT yang diuji coba, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan melakukan investigasi.
3.Masinis Terluka
Menurut Direktur Utama PT INKA tabrakan yang terjadi tidak memakan korban jiwa karena tidak ada penumpang dalam LRT.
Namun, ia menyampaikan ada 1 korban luka ringan, yakni masinis kereta.
Secara terpisah, General Manager Sekretaris Perusahaan PT INKA, Puguh Dwi Tjahjono menyebut, kondisi sang masinis mengalami trauma.
Kendati demikian, masinis tersebut sudah dibawa ke rumah sakit dan menjalani perawatan.
“Kondisi masinis masih trauma dan dalam tahap pemulihan mental,”ujarnya
PT INKA juga siap memperbaiki dua kereta LRT yang rusak akibat bertabrakan saat uji coba di Kawasan Cibubur.
Budi Noviantoro mengatakan, dua kereta LRT yang rusak akan dibawa ke Madiun setelah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) selesai menginvestigasi penyebab kecelakaan.
“Setelah investigasi selesai, dua kereta itu dibawa lagi ke Madiun untuk diperbaiki,” kata Budi, Senin (25/10/2021).
Budi menyatakan, kerusakan terjadi pada kabin kedua kereta LRT. Seluruh biaya perbaikan kereta LRT pun sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT INKA.
Sementara, terkait kerugian yang dialami akibat tabrakan dua kereta itu, Budi mengaku masih belum mengetahuinya.
Budi juga belum memastikan jumlah anggaran yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan LRT tersebut.
Menurutnya, PT INKA masih memiliki beberapa komponen cadangan di pabriknya. Namun jika mengalami kekurangan, PT INKA siap membeli komponen yang diperlukan.
Atas kejadian ini, Budi selaku Direktur Utama PT INKA meminta maaf kepada pada pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan LRT Jabodebek.
Secara khusus, ia meminta maaf kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
"Saya atas nama Dirut dan direksi PT INKA memohon maaf pada semua pihak, kepada Pak Menhub, Menteri BUMN, yang terkait juga Menko Marves khususnya yang membantu luar biasa,” ungkap Budi.
Untuk diketahui, LRT Jabodebek merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN). Kontrak pengadaan LRT Jabodebek senilai Rp 3,9 trilyun ini ditandatangani sejak 18 Januari 2018 antara PT INKA (Persero) dengan PT KAI (Persero).
Susunan satu trainset berupa enam kereta dengan empat kereta berpenggerak (motor car-M dan Motor Car dilengkapi Cabin-MC) dan dua kereta tidak berpenggerak (trailer car-TC). Satu trainset tersebut dapat mengangkut 740 penumpang saat kondisi normal dan 1.300 penumpang saat kondisi okupansi maksimum.