Hal tersebut dituturkan oleh ibunda Manohara, Daisy Fajarina, yang tak sanggup lagi menahan kerinduan bertemu Manohara. Musibah itu bermula dari perkenalan Manohara dengan putra Raja Kelantan, Tengku Muhammad Fakhry.
Sekitar Desember 2006, Daisy dan Manohara mendapat undangan dari salah satu teman baik yakni makan malam bersama Datuk Najib Deputi Prime Minister dari Malaysia. Di situ Manohara berkenalan dengan Tengku Fakhry yang kelahiran 7 April 1978.
"Ketika pertemuan, beliau terlihat sangat sopan dan santun. Setelah beberapa bulan, beliau menujukkan rasa sukanya kepada putri saya, Manohara, yang saat itu berusia 15 tahun. Selama saya kenal, beliau orangnya baik. Kalau dia datang ke Jakarta, kami sering diajak berlibur bersama. Dia rajin solat, tak pernah kasar, dan lembut bicaranya. Saya sudah menganggap Tengku anak saya," curhat Daisy yang ditemui di Restoran Ampera, Jalan KH Ahmad Dahlan, Jakarta Selatan, Senin (20/4/2009).
Kemudian pada Desember 2007 saat malam tahun baru, Manohara datang menemui Daisy dan menangis. "Tengku telah merenggut kegadisan anak saya. Tengku bilang, 'If you love me, you have to give it to me'. Saya merasa kecurian dan tertipu," kata Daisy.
Tengku bersedia menikahi Manohara. Hanya saja, pernikahan akan digelar di bawah tangan. Daisy tidak mau anaknya dinikahi secara siri.
Pada 17 Agustus 2008, Daisy dan Manohara berangkat ke Kuala Lumpur atas undangan istana Kelantan dalam rangka memperkenalkan Manohara kepada ayah dan ibunda Fakhry, Tengku Muhammad Fakhry Petra.
Kemudian, oleh Mufti (ketua agama) ditentukan pernikahan akan digelar pada 26 Agustus 2008. Daisy kaget. Dia butuh waktu lebih untuk memberi tahu keluarga dan melakukan segala persiapan.
"Waktu itu usia Manohara 16,5 tahun. Setelah menikah, mereka bulan madu dan banyak kejanggalan. Untuk membuat acara di Jakarta saja sulit sekali. Karena tidak kuat, Manohara pulang ke Indonesia. Setelah Manohara ke Jakarta, pihak Tengku ingin membawa Manohara kembali ke Malaysia," jelas Daisy.
Pada 25 Februari 2009, Daisy dan Manohara dirayu diajak umrah oleh keluarga Raja. Pada 9 Maret, mereka akan kembali ke Indonesia. Sewaktu menuju ke bandara, Tengku Fakhry dan Manohara satu mobil.
"Setiba di bandara, saya kaget karena tidak menuju ke terminal official, tapi naik pesawat jet. Kami diantar ke depan pintu pesawat. Belum sempat naik, tiba-tiba pintu pesawat ditutup dan tangga dinaikkan. Pilot tidak peduli ada 3 orang yang mau naik. Saya lihat anak saya ditekan orang di dalam pesawat. Saya teriak. Sayap pesawatnya hampir menabrak kami dan mobil," katanya.
Daisy mencatat, Manohara dibawa pergi naik pesawat jet Challenger 300 yang dimiliki Berjaya Air, Aircraft Reg 9MTAN. Pilotnya adalah Kapten Zakaria Salleh.
"Saya tidak mengira mereka sanggup melakukan hal yang tidak manusiawi," ujarnya.
Daisy langsung melaporkan peristiwa tersebut ke Kedubes RI di Jeddah. Kemudian pada 19 Maret, dia mencoba ke Malaysia tapi dijegal oleh imigrasi Malaysia.
"Saya tidak boleh masuk dengan alasan yang mereka sendiri tidak bisa kasih alasan. Itu atas permintaan kerajaan Kelantan," kata perempuan berusia 44 tahun itu.
Pada 23 Maret 2009, Daisy sudah melapor ke Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Deplu.