Saat Bupati Indramayu, Nina Agustina, kunjungi korban banjir rob di Desa Eretan Wetan (Cuplikcom/Andrian)
Cuplikcom - Indramayu - Bupati Indramayu, Nina Agustina Da'i Bachtiar, meninjau bencana Banjir Rob di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jum'at (3/12/21).
Orang nomor satu di Indramayu itu, seketika melakukan blusukan dan mendatangi warga yang terdampak banjir rob dengan melihat kondisi rumah serta gedung sekolah yang tergenang air laut.
Disela blusukannya, Bupati Nina Agustina mengatakan, bencana banjir rob tahunan terjadi akibat dampak abrasi di Desa Eretan Wetan yang menyebabkan bibir pantai dan permukiman warga saling berdekatan. Hal ini mempermudah air laut masuk lalu menggenangi rumah warga, termasuk gedung Sekolah Dasar yang saat ini sedang dilakukan rehab.
"Saya hari ini hadir di Desa Eretan Wetan, dan memang banjirnya sudah terjadi lama kurang lebih 15 tahunan, karena ini berhadapan langsung dengan lautan," katanya.
Bupati Nina Agustina menyampaikan, upaya pemerintah desa dan kecamatan sudah melakukan penanganan sementara dengan menggunakan karung secara bergotong royong untuk mengantisipasi masuknya air laut ke pemukiman warga.
"Saat ini sudah melakukan penanganan sementara dengan karung dan masyarakat juga melakukan peninggian-peninggian rumahnya masing-masing," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Nina Agustina menawarkan kepada masyarakat setempat untuk pindah tempat tinggalnya menuju lokasi yang lebih aman dan tidak terkena banjir rob. Namun, masyarakat tetap kukuh ingin bertahan di tempat tinggalnya masing-masing meskipun sering dilanda rob.
"Tadi saya tanyakan langsung kepada masyarakat, bagaimanapun revitalisasi tidak cukup satu atau dua rumah tapi harus semuanya. Artinya mau enggak bedol desa? Tetapi ternyata mereka masih betah," ucapnya.
Bupati Nina Agustina berpesan kepada masyarakat yang terdampak banjir untuk menjaga lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan. Hal ini selain untuk meminimalisasi datangnya banjir, juga demi kesehatan tubuh tetap terjaga dan terhindar dari berbagai penyakit.
"Harus hati-hati dan jangan buang sampah sembarangan. Bagaimanapun, banjir rob ini membawa sampah dan kotoran yang menyebabkan adanya penyakit. Mudah-mudahan terjaga kesehatannya," imbaunya.
Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, Bupati Nina Agustina mengambil langkah cepat yakni akan mengajukan bantuan pembangunan breakwater kepada pemerintah pusat.
"Saya pikir dari 2017 adanya breakwater. Nanti kita sudah mengajukan permohonan, saya akan mengulangi kembali permohonan kepada pemerintah pusat untuk meminta adanya breakwater. Bagaimanapun ini harus ada, karena jarak laut dan permukiman terlalu dekat," tuturnya.
Hal yang sama ditegaskan Camat Kandanghaur, IIm Nurahim, menurutnya rencana pembangunan breakwater sudah diajukan sejak 2017 namun tidak kunjung dibangun. Padahal sudah menjadi kewenangan pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.
"Harapan saya, sejak 2017 sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat karena pembangunan infrastruktur yang bisa memproteksi dari air rob ini menjadi kewenangan pemerintah pusat. Pertama breakwater, kemudian pengurasan kali-kali yang berada di Eretan. Terutama breakwater dari wilayah Sumbermas sampai Eretan Kulon," ujarnya.
Di tempat yang sama, Plt Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Caridin menyampaikan, bangunan sekolah dasar di Eretan Wetan yang langganan terkena rob saat ini sedang ditinggikan.
"Dengan peninggian itu saya berharap, air rob tidak lg menggenangi halaman gedung sekolah, apalagi air masuk ke dalam kelas," harapnya.