Foto: Ceremony Presidensi G20 (Cuplikcom/Fanny)
Cuplikcom-Jakarta-Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengungkapkan seluruh negara anggota G20 mengapresiasi penyusunan substansi pelaksanaan agenda Presindensi G20 Tahun 2022.
Dody menjelaskan persepsi delegasi yang hadir fisik menunjukan apresiasi tinggi di dalam pertemuan tingkat deputi Kementerian Keuangan dan Bank Sentral atau Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) di Nusa Dua Bali.
"Penyelenggaraan dinilai fantastis, mulai dari hospitality dan pesawat khusus delegasi ke Bali, penyambutan di hotel, pelaksanaan di ruang sidang dan hospitality, Indonesia dinilai profesional dengan didukung infrastruktur yang baik," jelas Dody dalam video conference dengan media, dikutip Sabtu (11/12/2021).
Dody mengklaim, perhelatan FCBD yang telah banyak diapresiasi anggota negara G20 ini merupakan catatan positif menuju pertemuan berikutnya ke level working group dan akan bertemu di level di tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral.
Lantas apa keuntungan bagi Indonesia menjadi tuan rumah G20?
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan Indonesia sebagai Presidensi G20 akan menambah 'cuan' atau keuntungan sebesar US$ 533 juta atau setara Rp 7,6 triliun (kurs Rp 14.000/US$) terhadap Produk Domesti Bruto (PDB).
Dalam pelaksanaan Presidensi G20, Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia akan menggelar kurang lebih 150 pertemuan.
Selain pertemuan kepala negara, menteri keuangan dan gubernur bank sentral, agenda G20 juga diisi banyak agenda tambahan, termasuk seminar internasional. Sebagian besar akan digelar secara offline di Bali sehingga bisa dipastikan akan menarik banyak pengunjung.
"Dampak dari Indonesia menjadi tuan rumah dari G20 ini akan meningkatkan konsumsi domestik sebesar US$ 119,2 juta atar Rp 1,7 triliun, dan juga menciptakan tambahan US$ 533 juta ke PDB kita," kata Sri Mulyani dalam acara International Conference Road To Indonesia G20 Presidency 2022, dikutip Sabtu (11/12/2021).
Selain itu, perhelatan G20 juga akan berdampak pada sektor tenaga kerja. Setidaknya sebanyak 33.000 lapangan pekerjaan terbuka untuk mendukung acara tersebut. Pertemuan G20 juga diharap bisa menjadi ajang bagi Indonesia untuk memamerkan berbagai reformasi yang sudah dilakukan.