Andri saat di lokasi budidaya Mangrove (Cuplikcom/Andrian)
Cuplikcom - Indramayu - Kelompok pemuda di Desa Cemara Kulon, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sukses budidayakan mangrove.
Ide budi daya berawal dari sekelompok pemuda yang peduli dengan lingkungan, serta nilai ekonomis sebagai pemacu semangat mereka. Kini jutaan pohon mangrove tersebut tumbuh dengan baik.
Andri (32) salah satu pegiat budi daya mangrove menyampaikan, selain menjaga lingkungan dan ekosistemnya, mangrove juga dapat membuka lapangan pekerjaan.
"Ya, intinya kami hanya sekelompok pemuda yang peduli dengan lingkungan, khususnya di desa Cemara Kulon ini. Alhamdulilah ada nilai ekonomis untuk dapat menyambung kebutuhan sehari-hari ketika dijual," ucapnya, saat ditemui di lokasi budidaya Mangrove, Sabtu (11/12/2021).
"Pohon mangrove sangat bermanfaat untuk keberlangsungan ekosistem biota laut sebagai tempat berlindung juga bermanfaat mencegah abrasi yang setiap tahun sering terjadi di sepanjang garis pantai wilayah Kabupaten Indramayu," sambung Andri.
Ia mengungkapkan keprihatinannya dengan keberadaan hutan mangrove yang saat ini kian menciut serta garis pantai yang semakin dekat akibat terjadinya abrasi.
Terkait dengan hal itu, setiap hari Andri bersama teman-temannya mencari buah mangrove untuk dijadikan bibit, termasuk tanah sebagai media tanam juga diambil dari tempat yang sama, dengan tujuan supaya mangrove dapat tumbuh baik dan subur.
Andri mengaku, pihaknya belum mendapatkan bantuan apapun dari program pemerintah, untuk pemeliharaan setiap harinya mereka masih mengeluarkan uang pribadi hasil dari suwadaya.
"Semoga pemeritah setempat bisa membantu dalam hal pemberdayaan agar kelompok kami terus konsisten membudidayakan pohon mangrove," harapnya.
Sementara itu, Warman (51), warga desa Cemara Kulon mengeluh, sebagai seorang nelayan perahu sampan kecil yang sering beroprasi di bibir pantai, ia merasakan bahwa hasil tangkapan ikan atau kepiting saat ini tidak lagi sebaik dulu.
"Dulu tangkapan ikan atau kepiting lumayan banyak, akibat sering terjadi abrasi dan minimnya pohon mangrove sebagai tempat berkumpulnya biota laut, maka hasil tangkapan saat ini tidak sebaik dulu dan penghasilan pun berkurang," keluhnya.