Foto: Dokumentasi Angkasa Pura I (Cuplikcom/Fanny)
Cuplikcom-Jakarta-Operator bandara PT Angkasa Pura I berencana untuk menerapkan program pensiun dini di tahun depan sebagai bagian dari restrukturisasi keuangan perusahaan. Hal ini sejalan dengan tingginya beban utang perusahaan yang mencapai Rp 32 triliun.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan rencana penerapan pensiun dini akan berkembang seiring dengan perkembangan traffic penumpang di bandara-bandara yang dikelola perusahaan ke depannya.
"Belum [diterapkan], itu kan rencana kita di tahun 2022. Sambil secara paralel melihat perkembangan traffic di AP I. Jadi konsepnya sudah ada tapi belum mulai diterapkan, kan nanti untuk tahun 2022," kata Faik di Jakarta, Senin (13/12/2021).
Dia menjelaskan, saat ini perusahaan memiliki utang senilai Rp 28 triliun, lalu ada kewajiban kepada karyawan dan vendor yang potensial senilai Rp 4,7 triliun.
Baca:
Kronologi Utang Dahsyat AP I hingga Rp 32 T & Pengakuan Dirut
Saat ini perusahaan masih menjalankan lima program restrukturisasi keuangan dengan target di tahun depan cashflow perusahaan akan kembali positif dan EBITDA yang sudah kembali hijau.
Dia menjelaskan, perbaikan kinerja ini sejalan dengan mulai membaiknya traffic di bandara. Di Desember, tinggal jumlah penumpang per hari sudah mencapai 118 ribu dengan tinglat tertinggi mencapai 135 ribu jika ada even besar.
"Sekarang kita lagi proses restrukturisasi yang kita sampaikan ada lima program itu. Itu sudah berjalan. Itu sudah kita siapkan secara baik, sehingga skenario itu akan jalan sehingga tahun depan dari sisi cashflow kita sudah akan positif, EBITDA akan positif, apalagi melihat perkembangan traffic," terangnya.
Untuk diketahui, saat ini perseroan sudah punya strategi untuk mengantisipasi hal ini, dengan program restrukturisasi agresif yang disebut 'survival strategy'. Meliputi restrukturisasi finansial, operasi, penjaminan, fundraising dan melakukan transformasi bisnis.
Misalnya dari operasi akan mengurangi waktu operasi bandara dari total 300 jam menjadi 127 jam, karena ada bandara yang sepi dari penumpang sehingga tidak harus buka 24 jam.
Peusahaan juga akan melakukan asset recycling untuk mendapatkan pembiayaan dan menggandeng pihak lain. Ada tiga bandara yang masuk dalam program itu meski belum mau membeberkan secara detail.
AP I juga bakal melakukan penarikan piutang yang mencapai Rp 900 miliar di mana 41% atau sekitar Rp 370 miliar merupakan dari maskapai. Direktur Keuangan AP I Andy Bratamihardja mengatakan sudah mendapatkan komitmen dari maskapai untuk penyelesaian piutang ini.
Selain itu perusahaan juga melakukan perampingan SDM berbagai bagian dari restrukturisasi. Dengan cara tidak melakukan penggantian pada karyawan yang pensiun, Hingga menyiapkan opsi pensiun dini.