Bandara Internasional Soekarno Hatta (Cuplikcom/Fanny Nurul Khotimah)
Cuplikcom-Jakarta-Kementerian Kesehatan baru saja mengumumkan kasus pertama COVID-19 Varian Omicron.
Kalangan industri penerbangan mewanti-wanti penyebaran virus varian baru tersebut dengan tidak mengendorkan protokol kesehatan.
Tahun depan proyeksi industri penerbangan bisa lebih baik dari tahun ini. Meski begitu banyak pengamat hingga pelaku usaha masih ditakutkan dengan lonjakan gelombang ketiga hingga masuknya omicron.
"Industri penerbangan membaik, dengan catatan faktor pencegahan varian omicron terkendali, juga target vaksinasi dua kali mencapai 70% dari populasi tercapai dan booster dimulai awal 2022," kata Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto, dikutip Kamis (16/12/2021).
Pengamat Penerbangan, Arista Atmadjati, juga mengungkapkan secara realistis pertumbuhan penumpang pesawat tahun depan bisa mencapai 56 juta pada tahun depan naik dua kali lipat dari tahun ini yang diproyeksi 28 juta penumpang. Meski masih jauh dari angka ideal penumpang domestik per tahun mencapai 90 juta.
Namun tahun depan masih dihantui dengan kondisi tidak pasti, terlebih RI dikagetkan dengan masuknya varian Omicron hari ini
"Kita tunggu saja lah langkah pemerintah seperti apa, bagaimana penanganannya. Apakah seperti delta yang rasio penularanya tinggi 1 banding 15 orang. Kita tunggu dari Satgas dan pemerintah," katanya.
Begitu juga dengan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, mengakui kalau kondisi saat ini masih tidak jelas. Namun pihaknya akan terus meningkatkan kewaspadaan dan tidak mengendorkan protokol kesehatan.
"Kami tetap jaga kewaspadaan dan akan tetap menerapkan prokes sesuai dengan apa yang kita lakukan sama ini. Tidak akan dikendorkan!," tegasnya
Selain itu pihaknya bakal terus monitor perkembangan virus yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan ini, dan berkoordinasi dengan pemerintah.