Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) ini mengatakan penjajakan terus dilakukan pihaknya terhadap partai-partai lain. ''Ada yang mengedarkan isu seolah-olah sudah ada kepastian cawapres dari Partai Golkar atau lainnya atau dari manapun sumbernya, jawaban sama seperrti di Cikeas, belum sama sekali pada tingkat saya membicarakan nama siapa cawapres yang insya allah akan mendampingi saya,'' jelasnya di Kantor Presiden di Jakarta, Selasa (20/4).
Terkait pertemuan dengan JK, pendiri PD ini mengungkapkan bahwa itu merupakan bagian dari penjajakan kedua partai. Penjajakan itu untuk membangun koalisi dan pembicaraan lanjutannya. Menurutnya, sekarang ada kehendak dari Golkar maupun Demokrat untuk bersama-sama membangun koalisi termasuk dengan parpol lain. ''Koalisi itu kita berpendapat sama, baik kebersamaan di pemerintah atau kabinet maupun di parlemen atau DPR, kita baru berhenti disitu,'' ungkapnya.
Pria kelahiran Pacitan ini menegaskan pembicaraan ke arah koalisi masih terus berjalan. Dikatakannya, membangun koalisi ini diperlukan waktu. Tiap partai, ujarnya, memiliki kepentingan dan harapan masing-masing. Kepentingan itu, sambungnya, ada yang tinggi, moderat, atau tidak tinggi. ''Namun sampai sekarang belum definitif kita sepakat koalisinya terdiri dari parpol a,b,c,d,e,'' sergahnya.
SBY mendengarkan berbagai parpol mengusulkan calon-calonnya sebagai cawapres. Namun sampai hari ini dirinya belum secara resmi membicarakan soal cawapres itu dan dari mana asal parpolnya. ''Jadi tidak benar kalau ada isu saya bersama ini, atau saya setuju cawapres x atau sby tidak bersetuju cawapresnya x,'' jelasnya.
''Belum, karena isu sudah macam-macam katanya tidak setuju dengan tokoh a atau b, dua-duanya nggak benar dan dua-duanya belum karena memang partai ini masih membahas koalisinya yang akhirnya menuju ke situ.''