(Zulhalim. Cuplikcom)
Cuplikcom-Tanggamus- Nasip miris yang di alami Muhamad Fauzi (35) anak ke-4 dari pasangan Solihin (65) dan Santimah (60) warga dusun Kebon Kelapa, Pekon Banding Agung, Kecamatan Talang Padang, Tanggamus.sudah 18 tahun menderita pengapuran tulang dan asam urat membutuhkan bantuan untuk pengobatan penyakitnya.(16/4/2022
Pasalnya sudah 18 tahun menderita pengapuran tulang dan asam urat, karena keterbatasan biaya pengobatan keluarga tidak pernah dapat menuntaskan kesembuhannya.
" Bang Ozi sudah lama sakit seperti itu sejak 18 tahun yang lalu, dan selam ini keluarga hanya memberi pengobatan ala kadarnya tidak sampai sembuh karena keterbatasan dana," terang Roni sepupu pasien.
Tambahnya " hari ini kami terpaksa membawa Ozi ke RSUD islamik karena sudah 4 hari tidak mau makan dan keadaanya sangat lemah mudah-mudahan ada mukjizat untuk kesembuhannya,"
Dikatakan keluarga Solihin tidak memiliki BPJS dari pemerintah dan selama ini tidak pernah mendapat bantuan sosial dari pemerintah pekon maupun pemerintah daerah. Karena faktor ekonomi pihak keluarga selama ini tidak pernah melaporkan ke pekon maupun puskesmas.
Sementara salah satu tokoh pemuda yang ikut mengantarkan Ozi ke rumah sakit mengatakan kepada awak media " saya pribadi prihatin melihat keadaan Ozi belum lama ini saya juga ikut mendampingi ke rumah sakit dan ini yang kesekian kalinya, saya sendiri bingung harus berbuat apa melihat perekonomian mereka saya hanya sekedar membantu dan semampu saya," jelas Ferlika.
Menurutnya untuk menebus obat hari ini dirinya harus menjaminkan KTP miliknya.
"Ini saja buat nebus obat saya harus jaminkan KTP Karena keterbatasan dana," ujarnya.
Roni mewakili pihak keluarga berharap kepada bupati dan intansi terkait untuk dapat memberikan perhatian dan bantuan kepada Ozi untuk pengobatannya.
" Saya pribadi dan keluarga besar berharap kepada bupati dan para dermawan untuk dapat membatu meringankan pengobatan kakak saya, dan mendapatkan BPJS dari pemerintah agar keluarga kami bisa mendapatkan layanan kesehatan gratis dari pemerintah," pungkasnya.
Sampai berita di terbitkan belum ada konfirmasi ke pihak pekon/desa dan puskesmas setempat.