Nobar film dokumenter Before You Eat (Cuplikcom/ist)
Cuplikcom - Indramayu - Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) bersama Greenpeace Indonesia menggelar Nonton Bareng (Nobar) film dokumenter "Before You Eat" dan diskusi publik, guna berikan edukasi terhadap masyarakat terkait pekerja migran sektor Anak Buah Kapal (ABK) perikanan.
Diskusi publik yang bertajuk "Memperkuat Kepedulian Terhadap PMI sektor ABK Perikanan", mengupas film dokumenter "Before You Eat (BYE)" yang diproduksi oleh SBMI dan didukung Greenpeace Indonesia, disutradarai oleh Kasan Kurdi, menyuguhkan fakta-fakta video asli dan testimoni perspektif korban dan para ahli, terkait kondisi PMI ABK perikanan di laut lepas dan prosesnya mulai dari pra penempatan, saat di kapal, hingga pasca kepulangan.
SBMI dan Greenpeace Indonesia dalam kegiatannya, melibatkan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Jawa Barat, Pemkab Indramayu, DPRD Indramayu, Pemdes, organisasi nelayan, Lembaga Pendidikan dan Kursus (LPK), mantan ABK Perikanan, dan tokoh masyarakat dan pemuda setempat.
Digelar pada tiga titik, di desa Karanganyar kecamatan Pasekan, Desa Krasak Kecamatan Jatibarang, dan Desa Limbangan Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu Jawa Barat, mulai 24 hingga 27 Juni 2022.
Pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) SBMI, Figo Paroji memaparkan film BYE tersebut diproduksi guna semata-mata untuk mendorong semua pihak agar lebih memperkuat lagi perlindungan khususnya terhadap PMI sektor ABK Perikanan.
"Film dokumenter ini bukan untuk melarang masyarakat makan ikan laut dan bukan juga melarang masyarakat menjadi PMI ABK Perikanan, tapi untuk memberikan edukasi bahwa ikan laut yang kita makan, ada proses panjang jerih payah para ABK hingga mengorbankan air mata darah dan nyawa," jelas Figo.
Produser film BYE, Godi Utama menjelaskan, proses pembuatan film dokumenter tersebut diambil dari video asli para ABK di laut lepas yang sudah melalui persetujuan, kemudian diedit dan ditambahkan serta dipadukan dengan alur cerita mulai dari pra penempatan, saat di kapal, pasca kepulangan, hingga komentar para ahli, termasuk proses advokasi korban yang dilakukan SBMI.
"Film ini ingin menyuguhkan bagaimana agar laut itu sehat, seperti dua mata koin yang tak terpisahkan, laut akan sehat beriringan dengan bagaimana proses penangkapan ikan juga sehat, termasuk tidak adanya eksploitasi para ABK di kapal," papar Godi.
Sedangkan ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) SBMI Kabupaten Indramayu, Akhmad Jaenuri mengungkapkan, adanya nobar film dokumenter BYE tersebut diharapkan agar masyarakat Indramayu khususnya, lebih berhati-hati dan waspada saat ingin menjadi pekerja migran di sektor ABK perikanan.
"Apalagi Indramayu adalah penyumbang pekerja migran terbanyak di Indonesia, tentunya ini sangat penting, agar menjadi pelajaran bagi masyarakat lebih waspada dan hati-hati, dan semoga juga Pemerintah di Indramayu makin memperkuat kepeduliannya untuk melindungi para pekerja migran khususnya ABK Perikanan," tegas Butuk, sapaan akrab Akhmad Jaenuri.