Orgasme merupakan urutan kontraksi ritmik yang dicetuskan dari stimulasi fisik dan psikologis yang kuat dan biasanya berlangsung selama 3-20 detik.
Orgasme adalah tahapan ketiga dari empat tahapan dalam rangsangan seksual yang dimulai dari ada gairah, rangsangan, orgasme, hingga resolusi. Sebagian orang kadang-kadang terus mengalami sensasi tersebut selama satu menit atau lebih. Orgasme pada laki-laki dan perempuan biasanya ditunjukkan dengan perubahan fisik selama orgasme, termasuk menggelapnya areola atau kulit gelap di sekitar payudara dan genital.
Pada laki-laki, peningkatan aliran darah menyebabkan perubahan fisik yang jelas, yaitu ereksi. Sementara pada perempuan, tingkat rangsangan hampir tidak terlihat. Dalam faktanya, banyak perempuan bahkan tidak mengetahui saat dirinya terangsang. Saat perempuan mendekati orgasme, areola menjadi membengkak. Pada perempuan yang belum pernah menyusui, ukuran payudara meningkat 20-25 persen, pernapasan menjadi dangkal dan cepat. Namun, adakalanya tidak semua pasangan bisa merasakan "kenikmatan" dalamberhubungan seksual.
"Banyak faktor yang memengaruhi pencapaian klimaks saat berhubungan intim," ujar spesialis penyakit dalam dari RSIP Dr Hasan Sadikin, Bandung, dr Adhiarta. Dilihat dari faktor fisik, orgasme dapat dipengaruhi faktor usia, ejakulasi dini, disfungsi ereksi, posisi saat berhubungan, kelainan anatomi laki-laki dan perempuan, serta mengidap penyakit tertentu.
Salah satu pasangan yang menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, akan mengganggu terjadinya ereksi. Misalnya, suami menderita diabetes akan mengalami gangguan saat berhubungan intim karena klep di antara saluran kencing dan saluran sperma tidak menutup sempurna.
"Akibat ketidaksempurnaan ini terjadi saat berhubungan seksual dengan membukanya saluran kencing, sedangkan saluran sperma menutup. Kondisi ini menyebabkan sperma masuk kembali," papar pengasuh konsultasi seksologis di Okezone.com ini. Sementara itu, meningkatnya usia berpengaruh terhadap produksi lubrikasi pada alat vital perempuan. Sebab itu, perempuan kerap memasuki masa menopause dengan berkurangnya hormon estrogen hingga menyebabkan penurunan lubrikasi. Kekurangan cairan ini terkadang menyebabkan sakit saat berhubungan intim dan susah mencapai orgasme.
Padahal, perempuan golongan ini masih mempunyai libido atau gairah seksual. Adhiarta menambahkan, posisi saat berhubungan seksual juga turut berpengaruh. Dalam posisi misionaris, laki-laki lebih cepat merasakan orgasme. Berbeda halnya ketika pada posisi women on the top, maka wanita lebih cepat orgasme. Tidak hanya faktor fisik, kondisi psikologis juga memberi andil dalam mencapai orgasme. "Trauma saat pertama kali berhubungan seksual, perasaan tegang, serta komunikasi tidak terbuka antarpasangan berpengaruh terhadap pencapaian orgasme," ungkapnya.
Lebih lanjut, dikatakan Adhiarta, saat berhubungan pertama kali akan menentukan hubungan-hubungan intim selanjutnya. Jika pertama kali sudah menimbulkan trauma, seperti merasakan sakit, untuk ke depannya seorang perempuan akan enggan melakukan hubungan seksual lagi. Selain itu, perasaan tegang, takut, cemas saat penetrasi yang membayangi istri menyebabkan ketidaksiapan saat berhubungan seksual. Adhiarta menegaskan, keterbukaan komunikasi di antara suami-istri harus digalakkan sehingga ada pengertian di antara pasangan.
Hal senada diungkapkan psikolog dari Medicare Clinic Anna Surti Ariani Psi. Menurut dia, komunikasi penting untuk menjembatani antarpasangan, baik sebelum maupun selama melakukan hubungan seksual. "Misalnya, pihak istri atau suami mempunyai masalah di kantor dan tidak membicarakan dengan pasangan. Hal ini akan berdampak saat berhubungan intim karena tidak mampu menikmati dan hasilnya, orgasme juga tidak tercapai," papar wanita yang akrab disapa Nina ini.
Sebelum melakukan hubungan seksual, sebaiknya bicara masalah-masalah yang dihadapi terlebih dahulu agar tidak mengganjal. Pentingnya komunikasi antarpasangan juga dibutuhkan selama berhubungan seksual. "Karena tiap perempuan mempunyai daerah sensitif berbeda-beda,seperti payudara, vagina, belakang telinga, Gspot, dan perut. Perempuan bisa mengomunikasikan daerah terangsangnya tersebut kepada suami agar mengetahui dan distimulasi," sambung Nina.
Hampir sebagian besar perempuan membutuhkan stimulasi klitoris langsung untuk mencapai orgasme.Walaupun orgasme klitoral yang paling sering, perempuan juga dapat mencapai klimaks dari stimulasi G-spot