SMPN 1 Losarang (Cuplikcom/Apip)
Cuplikcom - Indramayu - Polemik atau pro kontra pengurugan empang yang ada di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Losarang akhirnya telah dijawab oleh Ketua Komite Sekolah, yaitu sebagai kegiatan Non Akademik yang dibutuhkan.
Sebelum diputuskannya pelaksanaan pengurugan empang SMPN 1 Losarang tersebut, diketahui dalam tahapannya telah dilakukan rapat komite sekolah terlebih dahulu. Namun dalam dinamika rapat komite tersebut terdapat beragam reaksi pro dan kontra dari para wali murid yang hadir.
Mulai adanya reaksi keberatan dari wali murid soal besaran dana yang akan diputuskan, bahkan sampai ada wali murid yang mengusulkan agar penggalang dana kebutuhan untuk keperluan mengurug empang tersebut agar dicari dengan cara mengajukan permohonan bantuan pada pihak lain, bukan dibebankan pada wali murid.
Setelah melalui dinamika rapat tersebut, akhirnya menurut Arifin, Ketua Komite Sekolah SMPN 1 Losarang menyampaikan kepada cuplik.com bahwa kegitan pengurugan empang menunggu ketersediaan tanah lokal, kalau tidak ada kemungkinan kegiatan tersebut di cancel. Adapun terkait untuk kebutuhan dana kegiatan pengurugan empang SMPN 1 Losarang dinyatakan telah diputuskan dan akan dibebankan pada wali murid dengan besaran 150 ribu per siswa.
"Hasil musyawarah dari kelas 7 sampai kelas 9, kalau tidak salah 150 ribu. Itupun tidak harus bayar semua, karena kalau punya anak 2 atau 3 cukup bayar 1," ucap Arifin melalui pesan WA kepada cuplik.com, Jumat (7/10/2022).
Dan bagi keluarga yang berbasis KIP dan PIP, itu tidak bayar dan sumbangsinya juga tidak harus dibayar kontan alias nyicil dalam waktu panjang, sesuai peraturan Mendikbud No. 75 Tahun 2016, Komite boleh meminta sumbangan kepada murid atau wali murid dalam batasan yang tidak ditentukan. Itupun kesepakatan wali murid tidak ditentukan oleh komite sekolah. Tambahnya
Sebelumnya konon terjadi dinamika saat rapat komite sekolah saat membahas rencana tentang kegiatan pengurugan empang yang ada di SMPN 1 Losarang ini mendapatkan tanggapan beragam dari beberapa wali murid. Salah satu diantaranya ada wali murid yang masih merasa heran akan kegiatan pengurugan ini, karena merasa komite tidak menyampaikan bentuk dan volume kegiatan, serta jumlah total kebutuhan biayanya (RAB) pada saat rapat berlangsung.
"Rapatnya sampai tawar-menawar, tadinya dari 300 ribu, lalu turun sampe 200 ribu, itu proposal pembangunannya habis berapa rinciannya," luapan komentar salah satu wali murid pada media sosial seperti keheranan.
Menanggapi pertanyaan seperti itu, Ketua Komite lalu memberikan penjelasan bahwa soal RAB sudah ada yang ngitung yaitu Ir. Superi suami dari Kepsek SMPN 1 Losarang, dan RAB juga sudah dijabarkan luas oleh Sekretaris Komite dan anggota Komite lainnya pada saat rapat.
"Rapat tersebut legal ada tembusanya ke Kadisdik, artinya saya lakukan ini bukan untuk pribadi saya atau guru, yang jelas manfaatnya untuk anak-anak siswa/i SMPN 1 Losarang," tutur Ketua Komite
Selanjutnya Arifin pun memaparkan bahwa Karena ada dua versi kegiatan, yang jalur akademik oleh sekolah seperti sifatnya perkemahan dan pengukuhan Ketua osis, pelantikan penegak Pramuka dan penggalang atau study tour itu oleh sekolah, kalau jalur non akademik yaitu yang berupa sumbangan pengurugan.
"Karena kos yang dihitung oleh konsultan biayanya kurang lebih 379 juta. Sehubungan hasil prediksi sumbangan itu paling maximal 115 jutaan, mungkin programnya 2 tahun," katanya
Ditambahkan juga oleh Arifin, bahwa dirinya pernah 3 kali mengajukan pengajuan bantuan keuangan ke Dinas terkait tapi tidak pernah direalisasi, jadi akhirnya Arifin memakai cara mengajukan sumbangannya ke wali murid.
Adapun saat ditanyakan siapakah tim pelaksana dari kegitan pembangunan pengurugan empang tersebut, Arifin lalu mengatakan, sementara ini belum dibentuk mengingat keuangan belum sepeser pun ada yang masuk. Dan dirinya belum berkoordinasi dengan mantan komite yang lama, karena menurutnya ini programnya komite yang lama. Dan Arifin juga mengatakan mungkin akan melibatkan Komite lama seperti kang Yayat dan H. Komarudin, karena merekalah yang dulu mengajukan program ini.
"Mudah-mudahan kalau ada keuangan yang masuk mungkin segera dilaksanakan. Tapi itu belum jadi putusan kalau mau dikerjakan (sendiri), atau dikerjakan oleh pihak ketiga mungkin bisa jadi, sementara ini saya belum bisa jawab, tergantung ibu kepala sekolah," Pungkasnya
Saat info ini dikonfirmasikan lebih lanjut kepada Kepala Sekolah SMPN 1 Losarang melalui pesan WA, sampai dengan berita ini ditulis yang bersangkutan belum memberikan tanggapannya.