Papan informasi proyek pembangunan Groin Pantai Glayem Juntinyuat. (Foto: istimewa)
Cuplikcom - Indramayu - Pembangunan Groin Pantai Glayem Desa Juntinyuat Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu, Jawa Barat menyedot perhatian para aktifis anti korupsi.
Pasalnya, Mega proyek yang menghabiskan sekitar Rp70 Miliaran tersebut terindikasi aroma korupsi. Dari data yang diperoleh, kubus beton diduga tidak berstandar sesuai dengan speknya.
Selain itu, pembuatan kubus beton dilakukan dengan secara manual. Dari informasi yang diperoleh, seharusnya kubus beton itu dibuatkan oleh pabrik. Tidak dibuatkan secara manual.
Hal itu diungkapkan oleh Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Republik Indonesia (GNPK RI) Kabupaten Indramayu.
"Kami sudah melihat langsung dilapangan, pembuatan kubus beton dilakukan secara manual. Dibuat sendiri oleh para pekerja," kata Karyanto, Ketua GNPK RI Kabupaten Indramayu, Jum'at (28/10/2022).
Dia mengatakan pihaknya sangat menyayangkan pihak yang terkait terkesan tutup mata dan pengawasan kurang dilakukan dengan maksimal.
"Pengawasan dilapangan sangat minim, sehingga ada pembiaran yang dilakukan seolah tutup mata," tukasnya.
Masih dikatakan Karyanto, kualitas kubus beton diduga kuat bermasalah dan volume kubus juga terindikasi tidak sesuai.
"Kami menduga kualitasnya bermasalah, terlihat dari kubus beton dibuat manual dan tidak berstandar. Daya tekan kubus beton pasti tidak sama dengan speknya," pungkasnya.
GNPK RI akan segera melayangkan surat agar ada tindakan tegas dari pihak yang terkait supaya tidak ada kerugian negara. Lebih baik mencegah korupsi agar tidak terjadi.
"Kami akan segera mengirimkan surat kepada Kejaksaan Agung, Kapolri dan Presiden. Agar turun langsung melihat seperti apa yang terjadi dilapangan. Agar bisa mencegah terjadinya dugaan korupsi," tandasnya.
Pihaknya juga akan kordinasi ke Kementerian PUPR untuk menanyakan pekerjaan yang sebenarnya seperti apa. Karena GNPK RI menduga pekerjaan tersebut terindikasi tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.
Diketahui, dari laman LPSE Kementerian PUPR pekerjaan tersebut dimenangkan oleh PT. Aura Sinar Baru dan dilapangan dikerjakan oleh PT Antusias Raya KSO PT Tata Bumi Konsultan dengan anggaran sebesar Rp74.400.000.000,-.