Aksi lepas dolar itu akibat keluarnya data AS mengenai penjualan rumah yang merosot dan kesehatan perusahaan industri otomotif AS.Ia mengatakan, apabila rupiah pada pekan depan menguat maka akan terjadi kenaikan yang terus berlanjut, karena pasar uang domestik cenderung positif.
"Masuknya dana dari investor asing khususnya Timur Tengah akan memicu rupiah menguat dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya," katanya. Indonesia, lanjutnya, juga merupakan pasar potensial yang lebih baik dari pasar Asia lainnya, karena itu minat pelaku asing untuk masuk ke pasar domestik semakin besar.
"Karena itu, rupiah ke depan akan semakin tumbuh dengan dan diperkirakan akan dapat mendekati angka Rp 10.500 per dolar," ucapnya. Rupiah sebelumnya sempat terpuruk hingga mendekati angka Rp 12.000 per dolar, akibat memanas isu politik, namun dengan mulai meredanya isu tersebut maka rupiah kembali menguat.
"Dinamika politik yang terjadi merupakan hal biasa di pasar, namun isu itu tidak akan berlangsung lama, karena pasar kurang menyukai isu tersebut dibanding isu ekonomi," jelasnya. Apabila rupiah kembali menguat, lanjutnya, hingga mencapai Rp 10.500 per dolar, dikhawatirkan para eksportir akan berteriak karena kesulitan untuk menjual produknya di pasar ekspor.
"Karena itu kenaikan rupiah diharapkan tidak terlalu cepat, agar eksportir bisa menghitung cost of production (biaya produksi)," ucapnya.