Rapat pembentukan Komite Sekolah SMA Negeri 1 Pardasuka ricuh (Cuplik.com/Ahsani Taqwin)
Cuplikcom - Pringsewu - Rapat pembentukan Komite Sekolah SMA Negeri 1 Pardasuka berakhir ricuh. Rapat yang sedianya menghasilkan kepengurusan baru, harus membuat para orang tua siswa kecewa lantaran tidak menghasilkan keputusan apa-apa.
Pantauan Cuplik.com, kericuhan bermula ketika orang tua/ wali murid mempertanyakan laporan pertanggungjawaban keuangan dari kepengurusan Komite Sekolah periode 2020-2023. "Kami ingin tahu uang yang dikelola (kepengurusan) Komite Sekolah selama ini dipergunakan untuk apa," kata dia, Selasa (21/3/2023).
Menanggapi pertanyaan itu Ketua Komite Sekolah SMA Negeri 1 Pardasuka periode 2020-2023, Syafruddin Ali, mengatakan bahwa ia tidak mengetahui seluk beluk mengenai keuangan yang dikelola komite sekolah. "Saya sebagai ketua tidak tahu sama sekali, berapa jumlah pungutan dari wali murid, berapa yang digunakan untuk pembangunan (fisik)," ujar Syafruddin.
Ditambahkan Syafruddin saat ditemui Cuplik.com usai rapat, awal terbentuk komite sekolah, koordinasi sesama pengurus berjalan dengan baik. "Belakangan kok tidak ada kerjasamanya. Saya selaku ketua tidak dilibatkan oleh bendahara. "Bagaimana saya mau tahu, jika saya sebagai ketua tidak dilibatkan," papar Syafruddin.
Syafruddin juga menyesalkan akan kericuhan yang terjadi. "Kita sebetulnya merasa malu, semestinya tidak perlu terjadi seperti ini, tapi karena situasi dan kondisi seperti ini mau diapakan lagi," tambahnya.
Ditemui terpisah Bendahara Komite Sekolah SMA Negeri 1 Pardasuka periode 2020-2023, Suhairi Amin, mengatakan bahwa ia berupaya untuk selalu berkoordinasi dengan Ketua Komite Sekolah dalam hal pengelolaan keuangan yang menjadi kewenangan Komite Sekolah. "Saya merasa aneh saja kalau dia bilang tidak dilibatkan padahal dia Ketua, saya Bendahara," tutur Suhairi.
Mengenai adanya dugaan penyimpangan dana yang dikelola oleh Komite Sekolah, Suhairi menyatakan bahwa ia siap diaudit. "Selama ini saya justru menjadi yang terdepan untuk mencapai kemajuan SMA Negeri 1 Pardasuka. Seandainya ada aturan yang mengharuskan saya diaudit, saya siap. Malah bukan sekedar diaudit, saya mendorong Kepala Sekolah untuk melaporkan ke penegak hukum," ucapnya.
Suhairi juga mengatakan bahwa Kepala SMA Negeri 1 Pardasuka, Khusairi, merupakan pemimpin yang tidak ada wibawa. "Dengan guru-guru yang merupakan bawahannya saja tidak ada wibawa, saya berani pertanggungjawaban ucapan saya ini," tambahnya.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pardasuka, Khusairi, enggan berkomentar mengenai kekisruhan yang terjadi di lembaga pendidikan yang ia pimpin. "Nggak dulu lah, saya lagi pening," ujar Khusairi saat Cuplik.com meminta untuk wawancara.
Sementara itu Sekretaris Komite Sekolah SMA Negeri 1 Pardasuka periode 2020-2023, Buraidi Alwi, mengatakan enggannya Kepala SMA Negeri 1 Pardasuka berkomentar lantaran kesal dengan Suhairi Amin selaku Bendahara Komite Sekolah. "Segalanya dikendalikan oleh Suhairi Amin. Dana sekolah, termasuk SPP dikelola oleh dia sendiri. Kemudian semua belanja pembangunan dia sendiri juga yang mengelola tanpa pertanggungjawaban, tanpa laporan kepada Ketua Komite," terang Buraidi.
Buraidi berharap semua pihak untuk menahan diri agar tidak terjadi kekisruhan yang lebih jauh. "Karena itu sekolah Pemerintah, maka negara harus hadir. Maka untuk mengisi kekosongan, kami menyarankan agar Apdesi mengambil alih (kepengurusan) Komite Sekolah," tutupnya.