Masturbasi merupakan topik pembicaraan yang paling banyak diperdebatkan. Sejak berabad-abad lalu, masturbasi dianggap sebagai hal yang kurang baik.
Di lingkungan masyarakat kita, masturbasi masih merupakan hal tabu. Bahkan beberapa keyakinan atau agama menyatakan masturbasi adalah hal yang penuh dosa. Banyak remaja yang tergolong sering melakukan masturbasi akhirnya frustasi dan diselimuti perasaan bersalah.
Namun, tidak hanya agama yang memandang keras perbuatan masturbasi. Banyak sudah cerita menakutkan seputar masturbasi yang biasanya diungkapkan oleh anggota keluarga senior. Ketakutan-ketakutan yang disampaikan, seperti tumbuh banyak rambut di tangan, buta, menderita ereksi permanen (jika pelakunya anak laki-laki), gila, dan sebagainya.
Benarkah demikian? Berikut fakta sebenarnya dari masturbasi, seperti dibeberkan Health24.
- Jangan percaya pada cerita-cerita menakutkan seputar masturbasi. Anda tidak akan buta, gila, ternoda, ataupun tertular penyakit seksual jika melakukan masturbasi. Anda juga tidak akan hamil maupun tidak bisa hamil (steril). Masturbasi bukanlah hal yang jahat, kotor, dan menjijikkan.
- Masturbasi adalah hal yang normal dan sehat dari perkembangan seksual seorang anak laki-laki maupun perempuan.
- Masturbasi adalah hal yang bersifat pribadi, jadi jangan melakukannya di tempat publik atau di sekitar orang banyak.
- Masturbasi mampu meredakan stres dan melepaskan endorphins (hormon kesenangan) dalam sistem tubuh sehingga membuat Anda rileks.
- Satu hal baik dari masturbasi adalah meringankan diri secara seksual tanpa hal-hal berbahaya, seperti pada seks di kehidupan nyata, misalnya kehamilan yang tak diharapkan atau terkena penyakit menular seksual.
- Antara melakukan masturbasi atau tidak, keduanya adalah hal normal. Jangan takut jika Anda melakukannya dan jangan khawatir jika Anda tidak melakukannya.
- Masturbasi adalah cara baik untuk mengeksplorasi hal-hal yang Anda senangi secara seksual. Untuk alasan ini, masturbasi terkadang membuat hubungan seksual nantinya bersama pasangan sah akan lebih mudah.
- Turun-naiknya hormon dalam tubuh membuat masturbasi disukai oleh kebanyakan remaja. Masturbasi mengurangi ketegangan seksual sehingga remaja tidak akan melakukan hubungan seks pada lawan jenis tanpa sebuah ikatan.
- Terkadang, perasaan bersalah setelah melakukan masturbasi menyebabkan pelakukunya didera tekanan psikologis. Faktanya, masalah ini hanya mungkin terjadi jika ia melakukan masturbasi di area publik dan tidak menggubris aturan-aturan hak privasi.