"Ini jika film dilihat dari segi budaya," kata Direktur Perfilman Ukus Kuswara saat penutupan rangkaian kegiatan Hari Film Nasional ke-59 di Jakarta, Minggu (26/4). Selain dari sisi budaya, film juga dilihat dari segi ekonomi. Menurut Ukus ada 4 penjabaran film dari sisi ekonomi.
Pertama, penyediaan gedung bioskop. Saat ini ada beberapa propinsi yang hanya punya bioskop di kota propinsi atau bahkan ada propinsi yang belum mempunyai bioskop sama sekali.
Kedua, berkaitan dengan promosi dan apresiasi film. "Kita perlu mempromosikan film-film kita di dalam negeri maupun di dunia internasional," ungkap Ukus. Dengan usaha ini, lanjutnya, masyarakat dengan sendirinya akan terdidik untuk belajar mengapresiasi karya-karya anak bangsa dalam dunia perfilman.
Hal ketiga terkait dengan jasa teknik perfilman. Ukus mengakui untuk Indonesia, jasa teknik perfilman belum mumpuni. Yang saat ini terjadi, banyak produser film kita menggunakan jasa luar negeri. Untuk ke depan, katanya, hal seperti ini tidak perlu terjadi lagi.
Terakhir, film juga masuk dalam kategori ekonomi kreatif yang dapat mendorong kesejahteraan rakyat dengan membangun pranata-pranata mulai dari pra-produksi, produksi, sampai pada pasca produksi.