Kemarin, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman, sempat mengutarakan kemungkinan SBY merangkul cawapres nonpartai. Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Bachtiar Effendy, juga melihat kemungkinan tersebut. Namun, menurutnya, SBY lebih memerlukan pendamping yang bisa melakukan negosiasi dengan kekuatan-kekuatan di parlemen jika ia memenangi pertarungan.
"SBY perlu pendamping yang bisa dan mampu melakukan negosiasi dengan kekuatan di parlemen. Nonpartai mungkin saja, semuanya tergantung SBY karena dia kan sebenarnya tidak perlu partai lain untuk jadi capres," ungkap Bachtiar, Jumat (24/4), di Gedung DPD, Jakarta.
Sejumlah nama dari kalangan partai yang diprediksi Bachtiar telah dikantongi SBY, yaitu Akbar Tandjung, Hatta Radjasa, dan Hidayat Nur Wahid. Dari ketiga nama ini, ia melihat sosok mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung merupakan figur yang aman untuk SBY. Pernyataan SBY, yang mengkhawatirkan terjadi komplikasi politik jika mengambil kader Golkar, menurutnya tak terlalu beralasan.
"Kalau ambil kader Golkar, katanya, takut ada komplikasi politik. Dengan Hatta Radjasa kan juga bisa komplikasi, kenapa bukan Sutrisno Bachir (Ketua Umum PAN)?" ujarnya.
Bachtiar pun meyakini, SBY sebenarnya sudah punya pilihan, dengan siapa akan berdampingan. "Hanya pernyataannya saja, bilang belum ada, bentuk eufemisme khas orang Jawa. Padahal, sebenarnya dia sudah tahu siapa yang akan diambil," kata Bachtiar sambil tersenyum.