(Cuplikcom/Ismail)
Cuplikcom - Bakauheni, Lampung Selatan - Terkait dengan Polemik yang terjadi antara Nelayan Minang Rua dengan pihak Investor sekaligus Pengelola Kedas Resort prihal Tambat Labuh Nelayan yang sempat mencuat, ahirnya menemui titik terang dan kesepakatan bersama antara Nelayan dan Pihak Investor yang sebelumnya mengalami kebuntuan dan miskomunikasi antara kedua belah pihak.
Dalam Menanggapi keluhan Nelayan setempat, pihak Investor sekaligus Pemilik dan pengelola Kedas Resort Saudara Sukre yang didampingi Ismanto selaku Humas Kedas Resort memberikan klarifikasi secara terperinci setelah di mediasi oleh Dua Jurnalis yaitu saudara Ismail dan Hadi Kusuma serta di dampingi perwakilan LSM GMBI Hendri.
Mediasi tersebut di hadiri Kepala Desa Kelawi Bahtiar Ibrahim, pengurus Rukun Nelayan Minang Rua yang di Ketuai Yono, Bendahara Satip, Korlap Samsul Muarif, Koordinator Dusun (Kordus) Minang Rua Sarmin, Kadus Minang Rua Andriansyah serta para anggota Nelayan Minang Rua. Minggu (24/09/2023) di lokasi halaman Kedas Resort.
”Apa yang menjadi keluhan dan kehawatiran nelayan saat musim baratan (musim angin Barat ) dalam kesempatan ini perlu saya jawab. Saya sudah menyiapkan lokasi, itu di samping Lumay sudah saya rapihkan dengan alat berat (Excavator). Kita sudah koordinasi dengan masyarakat semua kususnya dusun Minang Rua yang saya ajak bicara, karna saya berada di lingkungan Dusun Minang Rua. Maka jika terjadi Baratan, kami selaku investor bersama Kadus, Kordus, sekretaris Rukun Nelayan yang domisili asli Minang Rua, akan bergotong royong, menyusun dan menata perahu nelayan yang rapih. Saya sendiri selaku investor tidak pernah bersinggungan dengan masyarakat Dusun Minang Rua, baik nelayannya, maupun non nelayan”. Terang Sukre secara gamblang.
Dijelaskannya, bahwa berbicara kontribusi apa saja yang sudah dilakukan di lingkungan Minang Rua, ia mengatakan untuk menanyakan dengan Kadus Minang Rua secara langsung yang hadir dalam musyawarah tersebut, untuk menghilangkan asumsi riak atau pembelaan diri.
Terkait keluhan Nelayan selama ini , Sukre mengungkapkan bahwa itu sudah ada dalam notulen saat acara musyawarah di Desa Kelawi pada bulan Mei 2023 yang lalu.
”Apabila terjadi baratan, maka semua pihak yang terkait di Dusun Minang Rua, baik itu Pokdarwis, Investor, semua nelayan bisa menambatkan perahunya termasuk ke Gualalai. Musyawarah itu menghasilkan antara lain : 1. Pembongkaran Gazebo. 2 Penurunan Tambatan Labuh, Dulunya pasirnya tinggi, namun kondisi saat ini karna ada pengikisan alam maka pasirnya makin ilang terus, artinya kita sudah menindak lanjuti keluhan keluhan rekan rekan Nelayan dan saya juga tidak merasa memiliki lokasi Pantai ini, saya hanya memakai hak guna pakai, bila sewaktu waktu negara membutuhkan ya silahkan di gunakan”. Terang Sukre secara gamblang.
Dalam musyawarah tersebut, terungkap adanya miskomunikasi yang menjadi penghalang antara anggota nelayan dan pengurus nelayan. Namun setelah adanya penjelasan dan pemaparan dari Sukre selaku pelaku Usaha/Investor ahirnya semua nelayan yang tergabung dalam Rukun Nelayan Minang Rua menemukan titik temu solusi yang selama ini menjadi Polemik.
Kepala Desa Kelawi Bahtiar Ibrahim pada momen itu menghimbau kepada seluruh Nelayan yang tergabung dalam Rukun Nelayan Minang Rua adanya kerukunan sesama nelayan.
”Saat ini mari sama sama rukun karna semua warga saya, bila ada yang di perlukan bisa minta bantu dengan pihak investor, jadi mulai saat ini semuanya bisa rukun," harap Kades Bahtiar Ibrahim.
Setelah terjadi kesepakatan, selanjutnya semua nelayan bersama Pihak Investor dan Kepala Desa setempat meninjau lokasi penarikan Perahu Nelayan yang telah di siapkan Sukre selaku Investor dan Pengelola Kedas Resort.