Tanah yang Asing

Di negerimu banyak orang yang mencari harta demi sesuap nasi
Dengan berbagai cara, menutup mata hati dan jiwa,
Tidak disadari kita telah diracuni dengan perlahan-lahan,
Kita dijadikan kambing conge yang selalu melahap produk mereka,

Jeritan kami hanya dianggap sebagai nyanyian belaka
Membius perlahan di atas tumpukan ranjau mereka
Telah kutanam bendera di dadaku bersama merah darah impikan ketenangan
Berhentilah... berhentilah kau jahannam, kau jajah tanahku dengan beribu caramu

Aku muak tersiksa dalam perangkapmu....

Di sawahmu para petani mengayunkan cangkul dengan keringat bercucuran
Berlimbah tanah berteman serangga dan hama yang setia
Tapi di sana para tikus-tikus berdasi menggerogoti hasilnya
Tak peduli harga mahal yang penting besar perutnya

Tangisan kami hanya terdengar lirih di telinganya
Keringat kami ditukar menjadi darah

Aku muak tersiksa dalam perangkapmu....

Di lautmu para nelayan giat mengayuh dayung hingga tak terasa
Kulit jadi hitam, panas terik matahari, ikan pun tak bersarang di jaringnya
Sedangkan anak istri di rumah menunggu, namun tak dapat apa-apa
Buat solar dan sewa kapal malah bertambah hutang di mana-mana.

Tanah kering rakyat menjerit menangis darah Kita bosan berlumur derita
Kita hampir kehilangan segalanya, Tak ada lagi perahu,
Tak ada lagi tanah untuk kita tanam, Tak ada lagi pabrik milik kita,
kita hidup di tanah yang asing, tanah yang merintih

Aku muak tersiksa dalam perangkapmu....