Serah terima alat dari Polindra kepada petani hidroponik Selada (Cuplikcom/ist)
Cuplikcom - Indramayu - Ada kabar gembira buat para penanam sayuran Selada Air, khususnya dengan menggunakan sistem tanam hidroponik. Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) telah berhasil membuat sistem kontrol pendingin temperatur air dan larutan nutrisi hidroponik untuk tanaman Selada.
Hal itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa tim Dosen Polindra yakni Bobi Khoerun, Rofan Aziz, Ferry Sugara, Krisna Apriyanto, Nabilah Putri A, dan Aljaz Ramdhan K pada April hingga September 2023.
Diawali dengan studi literatur, perencanaan, pembuatan alat, pengujian, dan pengambilan data. Perencanaan dilakukan dengan cara melakukan survei terlebih dahulu pada petani hidroponik terkait sulitnya pengontrolan suhu air dan nutrisi. Kemudian membuat design alat agar saat pembuatan alat dapat berjalan dengan lancar.
"Petani hidroponik sering kesulitan untuk menjaga temperatur air tetap stabil. Selain itu pemilik hidroponik juga kesulitan untuk menjaga suhu larutan nutrisi tetap stabil. Hal ini bertujuan agar tanaman yang ditanam khususnya selada dapat tumbuh dengan baik," tutur ketua tim peneliti Bobi Khoerun kepada Cuplikcom, Selasa (26/12/2023).
Dijelaskan Bobi, untuk mengatasi kendala tersebut, dibuatkan sistem pendingin air dan larutan nutrisi pada hidoponik tanaman selada. Tujuannya adalah untuk merancang sistem pendingin temperatur air dan nutrisi. Hal ini akan mempermudah petani hidroponik dalam hal menjaga temperatur suhu air dan nutrisi.
Hasil untuk pendingin air menggunakan kompresi uap yaitu ketika suhu mencapai 27 oC maka sistem berhasil menyala dan ketika suhu mencapai 25 oC sistem berhasil mati. Sedangkan hasil sistem pendingin nutrisi menggunakan peltier yaitu ketika suhu mencapai 27 oC maka sistem berhasil menyala dan ketika suhu mencapai 25 oC sistem berhasil mati.
"Pada saat ini pengunaan metode hidroponik oleh masyarakat sangat kurang diterapkan karena kurangnya pengetahuan dari masyarakat sehingga masyarakat lebih sering bercocok tanam pada tempat yang luas. Teknologi hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah, tetapi menggunakan larutan nutrisi sebagai sumber," jelas Bobi.
Permasalahan yang sering terjadi saat bercocok tanam menggunakan metode hidroponik adalah penyiraman yang tidak menentu menyebabkan keadaan tanaman kurang baik dari segi kelembaban maupun pertumbuhan tanamannya.
Temperatur yang cocok untuk tanaman selada keriting adalah pada rentang 25 – 27 oC. Cahaya yang terik dapat menurunkan kelembaban dan meningkatkan suhu udara sehingga tanaman selada melakukan transpirasi dengan cepat pada siang hari. Untuk melakukannya tidak dibutuhkan lahan yang luas karena media tanam secara hidroponik tidak menggunakan tanah.
"Petani hidroponik harus selalu menjaga temperatur air pada sistem hidroponik agar stabil. Selain itu petani harus memastikan larutan nutrisi yang diberikan kepada tanaman tepat dan stabil, sehingga perlu dilakukan secara berkala," terangnya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, pertama, sistem pendingin air menggukan kompresi uap berhasil berjalan sehingga saat suhu air mencapai 27oC, sistem akan menyala sedangkan ketika suhu mencapai 25oC sistem akan mati secara otomatis.
Kedua, sistem pendingin nutrisi menggukan peltier berhasil berjalan sehingga saat suhu air mencapai 27oC, sistem akan menyala sedangkan ketika suhu mencapai 25oC sistem akan mati secara otomatis.
"Saran pada penelitian ini adalah dalam pemilihan komponen yang akan digunakan perlu adanya pertimbangan agar tidak terjadi trouble yang akan menghambat pada proses penelitian ini," pungkasnya.