cuplik.com - EL-ARISH, KAMIS - Aparat keamanan perbatasan Rafah-Mesir, Kamis (5/2), mencegah juru bicara kelompok pejuang Hamas, Ayman Taha, masuk ke Gaza dengan membawa uang tunai sembilan juta dollar AS (sekitar Rp 103,5 miliar) dan dua juta euro (Rp 29,5 miliar). Bersama Taha, petugas di Rafah juga menahan enam anggota delegasi ketika mereka kembali dari proses perundingan damai di Kairo, Mesir. Seluruh barang bawaan enam orang ini digeledah.
Aparat Mesir kemudian memperbolehkan lima personel Hamas untuk masuk Gaza. Namun, Taha segera diantar ke Bank Nasional Mesir di Kota El-Arish, Sinai utara. Taha kemudian diminta membuka rekening baru atas nama lembaga Pemerintah Mesir sebelum masuk Gaza. Setelah memenangi pemilihan parlemen di tahun 2006, para pejabat Hamas kerap masuk ke Gaza membawa uang tunai.
Penahanan pejabat Hamas yang membawa uang tunai pernah terjadi Desember 2006. Saat itu, Ismail Haniya (sebelum menjadi perdana menteri di Hamas) dipaksa meninggalkan uang tunai 35 juta dollar AS di Rafah-Mesir. Uang itu kemudian ditransfer ke rekening Otoritas Palestina.
Namun, pada bulan Juni 2007, Mesir memperbolehkan Menteri Luar Negeri Palestina pada saat itu, Mahmoud el-Zahar, kembali ke Gaza membawa 20 juta dollar AS. Zahar menyatakan uang tunai itu dibutuhkan untuk membayar gaji para pegawai pemerintahan.
Transfer bank pada waktu itu sangat sulit karena sanksi dari negara-negara Barat yang masih berlaku saat ini. Israel juga sering menghambat transfer uang dari Otoritas Palestina untuk membayar gaji pegawainya di Gaza.
PM Palestina Salam Fayyad mendesak Israel untuk memperbolehkan uang tunai masuk Gaza demi mengurangi krisis likuiditas. ”Kami berusaha memasukkan uang tunai ke Gaza, tetapi Israel sampai saat ini masih belum setuju,” kata Fayyad.
Hamas pernah berencana membagikan 5.200 dollar AS pada setiap keluarga yang rumahnya hancur akibat serangan Israel di Gaza selama 22 hari. Sementara untuk setiap keluarga yang anggota keluarganya tewas dijanjikan 1.300 dollar AS.
Boleh transfer
Perdana Menteri Israel Ehud Olmert memperbolehkan transfer uang sejumlah 43 juta dollar AS ke Gaza untuk alokasi gaji pegawai pemerintahan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Selama beberapa bulan terakhir ini Israel berada dalam tekanan dari Utusan Khusus Timur Tengah Tony Blair, Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional untuk mencabut larangan transfer uang tunai dari Tepi Barat ke Gaza. Israel dituding menghambat sektor perbankan Palestina dan mempersulit upaya pemenuhan kebutuhan utama sehari-hari warga Gaza.
Sementara situasi keamanan Gaza tidak kunjung berubah. Dua roket dari Gaza kembali mendarat di Israel, Jumat pagi. Juru bicara militer Israel menyebutkan, roket itu ditembakkan dari arah Gaza utara. Sebelumnya, juru bicara PM Olmert, Mark Regev, mengingatkan Hamas yang dituding sengaja ”main api” dengan menembakkan roket-roket dari Gaza. ”Hamas jelas tidak memberi kesempatan ada proses perdamaian di wilayah selatan,” ujarnya.
Israel tetap bersikeras menyatakan Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan dari Gaza. Roket dan serangan balasan Israel itu diyakini mempersulit upaya perdamaian Mesir.